Seperti apa yang Kenan katakan, semesta punya banyak kejutan. Benar, malam ini semesta sangat amat membuat nya terkejut.
Ia bingung bagaimana mendefinisikan perasaan nya sekarang, antara percaya atau tidak dengan berita yang begitu menggemparkan sejak beberapa menit yang lalu.
Grup kelas serta grup angkatan sudah sangat ramai, dari beribu-ribu pesan yang masuk ia masih menganggap berita ini hanya lah berita hoax, tetapi setelah menerima telfon dari Bunda nya membuat dirinya sadar dan percaya.
"Kevin Axellio, teman kamu kan? orang yang Bunda tanya saat di sekolah tadi?"
"Iya, kenapa Bun?"
Hening, tak ada suara dari sebrang sana untuk beberapa saat.
"Tepat pukul 7 tadi, dia pergi, Kenan."
"Pergi? maksud nya?"
"Teman kamu meninggal."
Kenan memijat pelipisnya, tadi pagi mereka baru saja bersenang-senang atas nilai yang mereka dapat. Tadi pagi, mereka saling merangkul, bersenda gurau, dan bercerita saat di sekolah.
Malam ini, satu di antara mereka sudah pergi.
Rest in peace Kevin Axellio, 2009-2023.
Kenan membaca salah satu story teman kelas nya, melihat jelas foto Kevin terpampang di sana. Ia menahan nafas nya sejenak akan sadar dengan sikap Kevin akhir-akhir ini, yang berbeda dari biasanya.
Teringat saat cowok itu mendatangi nya, mengajak nya bicara 4 mata dan meminta maaf atas perbuatannya selama ini.
Lamunan nya buyar kala seseorang menelfon nya, Gistara. Ia mengangkat telfon itu, mereka sama-sama diam dan belum ada yang membuka suara untuk beberapa saat.
"Ken..."
"Hm?"
Kenan mendengar jelas suara bergetar itu, tak hanya ada suara Gistara saja tetapi ada suara isakan yang sudah jelas itu suara Miane. Meski dulu nya mereka banyak sekali konflik dengan Kevin tetapi tetap saja, Kevin itu teman mereka.
"Dia kecelakaan dimana, Ra?" tanya Kenan, sesuai informasi yang ia dapat di grup meski info ini belum valid karena banyak sekali yang memberi jawaban yang berbeda.
Ada yang mengatakan Kevin kecelakaan tunggal dengan motor nya, dan ada yang mengatakan bahwa cowok itu tertabrak.
"Dia gak kecelakaan, Ken," balas Gistara, Kenan mengernyit kan dahi nya bingung. "Lo telfon Andri aja, ya? dia juga lagi telfonan sama Jordan dan yang lain, mereka lebih tahu."
"Gistara–"
Tut
Saat telfon itu terputus, sambungan telfon lainnya masuk di handphone Kenan, panggilan dari Andriano.
Ia langsung bergabung di panggilan itu, semua nya hening, tak ada yang membuka suara. Ada sekitar 8 orang di dalam panggilan ini.
Yaitu Kenan, Andriano, Alva, Jordan, Vino, Reynal, Edward dan Jeremy.
"Tadi pagi, dia berpamitan dengan kita." suara Alva memecah keheningan. Benar, ucapan Kevin tadi pagi seolah adalah sebuah tanda berpamitan dari nya.
"Kev, lo belum lulus berguru jadi sad boy di gua." sahut Reynal, hubungan pertemanan nya dan Kevin cukup dekat setelah permintaan maaf cowok itu, begitu pun dengan yang lain.
"Dia kecelakaan?"
Pertanyaan to the point dari Kenan membuat mereka semua hening, tak ada yang membuka suara, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...