Jum'at pagi ini, Kenan sudah di buat pusing oleh ekskul.
Rasa nya ingin menghilang saja diri nya, bagaima cara nya menghilang? tolong beri tahu pada nya.
"Lo kenapa sih, kutub?" Evara menaikan sebelah alis nya menatap Kenan, tumben sekali pagi-pagi begini anak itu sudah murung.
'Kutub' 'Kulkas' 'Batu' 'Freezer' ya, terkadang itulah yang Evara gunakan untuk menyebut remaja itu 'KENAN' .
"Gapapa," jawab nya malas-malasan.
"Mending makan macaroni," Andriano menyodorkan sebungkus macaroni yang sedari tadi ia cemili tanpa henti.
"Mau kaga?" tawar anak itu, Kenan melirik nya sejenak lalu menggeleng.
"Ga,"
Andriano mendengus, lalu dengan cepat ia menarik kembali macaroni nya "ya sudah,"
Evara melirik ke kanan dan ke kiri, mana Gistara dan Miane?lama sekali mereka ke kelas!
"Mia ngambil apa sih?buku gambar?" gumam gadis itu, belum ada 10 detik ia bergumam tiba-tiba suara Miane mengagetkan nya.
Evara reflek menoleh ke arah gadis yang kini tengah membenahi kaca mata nya "dari mana? lama banget,"
"Mutarin lantai dua karena dia lupa kalo buku gambar nya di loker," Gistara tersenyum horor ke arah Miane.
"Sorry, kan aku ga tau.." Miane melirih.
"Santay aja kali, Mi"
"Ya udah, lo duduk" Andriano berkata pada Gistara dengan mulut yang penuh dengan macaroni.
"Ya udah," balas Gistara seraya berjalan ke arah bangku-bangku taman.
"Ya udah," ucap Andriano menirukan gaya bicara Gistara tadi.
Gistara tak membalas nya lagi, bisa pusing kepala nya pagi-pagi cuma karena membalas ucapan-ucapan tak jelas dari mulut Andriano, lebih baik sekarang ia duduk.
Namun, saat ia hendak duduk, tangan nya di tarik oleh seseorang.
"Ikut gua sebentar," itu Kenan.
"H-hah?" Gistara yang bingung pun hanya bisa 'hah' 'hoh'.
"Sebentar," ulang nya, sebelum itu Kenan juga mengajak tiga lain nya, namun mereka tak menjawab melainkan malah menatap mereka dengan senyuman jahil mereka, alhasil Kenan pun membawa Gistara untuk mengikuti nya.
"Kemana?" tanya Gistara, Kenan tak menjawab sampai akhirnya mereka berada di area taman yang dekat dengan lapangan basket, lebih tepat nya di belakang dinding podium lapangan basket, dari sini mereka dapat melihat para anggota ekskul basket sedang bermain di lapangan itu.
"Kenapa di sini?" tanya Gistara lagi dengan sedikit nada kesal, awas saja Kenan tak menjawab pasti akan ia pukul.
"Penting," jawab anak itu dengan mata yang melihat ke arah lapangan basket.
Gistara mengernyit bingung "ada apa?"
Kenan menatap gadis itu sejenak, memberanikan diri untuk menanyakan hal ini "gua..mau minta tolong,"
"Apa boleh?"
Gistara mengangguk semangat "Of course, why not? selagi gua bisa," .
Kenan tersenyum tipis, lalu kembali terdiam, bingung ingin meminta nya bagaimana.
"Apa?bilang aja, bakal gua bantuin" kata Gistara dengan senang hati.
"Lo kan adik nya bang Gavin," Kenan menggantung ucapan nya, membuat Gistara penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...