"Tangkap, Jo!" Vino mengangkat satu botol air mineral yang siap ia layangkan kapan saja pada Jordan.
"VIN, LO JANGAN GI-"
Dug
"La.." Jordan memelankan suara nya, mata nya kini menatap tajam ke arah Vino yang tercengir tanpa merasa bersalah sedikitpun karena sudah melempar teman nya itu dengan botol air mineral.
"Sorry, sengaja." ucap Vino sesantay-santay nya, membuat darah Jordan bertambah mendidih setelah melihat teman nya itu.
"Santay, jangan erupsi." tegur Liam seraya mengipasi Jordan dengan potongan kardus yang ia ambil tadi.
"Gua mau mandi!" seru Edward frustasi, tubuh nya sudah penuh dengan keringat dan baju kaos yang ia kenakan pun sudah basah.
"Alay!" celetuk Vino seraya melempar tutup botol air mineral ke arah Edward, di sebelah Edward ada Reynal yang tengah minum dan tersedak akibat Edward yang tiba-tiba memukul pundak nya.
"Uhuk uhuk! Lo ngapain, Ed!" sentak Reynal sebal.
Edward menunjuk ke arah Vino dengan alis yang menukik tajam "Vino!"
Di bawah podium, Kenan dan Davicko bersama seorang senior mereka tengah berbincang sesuatu.
"Waktu kalian gak lama, cuma sebulan menuju event itu." kata senior mereka yang tak lain dan tak bukan adalah Gavin.
Mereka ternyata tengah membahas tentang event antar sekolah yang sempat tertunda kemarin, di sini Gavin membahas segala nya.
"Senior lo yang kelas 9 sudah gak bisa, mereka gak punya waktu untuk event ini karena pasti sibuk mempersiapkan diri untuk kelulusan." ucap Gavin dengan kedua tangan terlipat di depan dada.
Ini sudah bulan September, kan? Oktober, November, Desember? lulus. Untuk senior mereka yang sudah duduk di bangku kelas 9 ini hanya waktu yang sebentar, hanya dalam hitungan bulan lagi mereka akan meninggalkan sekolah ini dan akan berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Maka dari itu, mereka sudah sibuk belajar dan belajar untuk kelulusan.
Dan ini mengapa tidak ada calon-calon captain yang di ambil dari kelas 9, karena mereka sudah tak ada waktu untuk ekskul ini.
"Dan setidak nya lo berdua bisa bantu-bantu Coach Vincent sama Coach Eve, mereka juga gak sesanggup dulu buat ngurusin ekskul dan lo semua." Gavin melirik kedua coach mereka yang kini tengah melatih team putri.
"Jadi gua sama Kenan harus gimana bang?" tanya Davicko, remaja yang menyandang gelar wakil captain itu memandang sang ketua yang berdiri di sebelah nya.
"Gua minta, lo berdua bisa kerja sama dengan teman-teman lo." Gavin melirik ke podium atas nya, terdengar gelak tawa dari Jordan, Edward, Vino dan Liam yang tengah beristirahat di sana.
"Kalian harus tegas, terutama sama junior kalian yang imut dan lucu itu." Gavin melirik beberapa remaja laki-laki di podium lain nya, itu adalah anak-anak kelas 7 yang ikut ekskul basket.
"Gua gak yakin, kalo cuma lo berdua yang kasih perintah mereka akan nurut." Gavin mengedikan bahu nya, karena ia tak sekali dua kali melihat para adik-adik kelas membantah senior mereka yang meminta tolong atau memerintahkan sesuatu, padahal itu sesuatu yang baik.
Kenan dan Davicko sama-sama melirik, mereka jadi teringat kejadian beberapa waktu lalu. Ketika Jordan meminta salah satu adik kelas itu melempar bola pada nya, yang ada malah adik kelas itu menjawab “Ambil sendiri lah, bang. Gua capek nih.”
Mereka tahu itu candaan, mereka memang dekat, mereka akrab tapi apa bertingkah seperti itu pada senior adalah hal yang sopan? tidak. Dan tadi, hampir saja Jordan melempar kan sepatu nya pada adik kelas itu jika Kenan tak memperingati nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...