Suara jam dinding menjadi yang paling dominan di antara keheningan yang terjadi antara dua laki-laki yang berbeda usia tersebut, kedua nya sama-sama diam di ruangan ini.
Malam ini, Kenan dengan perasaan nya yang masih gundah sejak sore tadi harus di hadap kan dengan kedatangan Papa nya yang ingin menjelaskan langsung alasan mengapa ia mengambil keputusan untuk berpisah dengan istri nya.
"Papa memang sudah lelah dengan Mama mu itu, dia tak pernah memikirkan perasaan orang lain." Ricko Kaiden, pria itu memecah keheningan yang sebelum nya menyelimuti mereka.
"Dia bilang kepada mu bahwa ia menyesal, bukan? memang dia menyesal, tapi jika dia benar-benar menyesal pasti dia akan mencari cara bagimana caranya agar kamu bisa memaafkan nya." Ricko menghembuskan nafas nya berat.
"Itu hanya sekedar omong kosong, wanita itu memang tak punya perasaan."
"Setelah hari itu apa dia ada datang lagi ke sini hanya untuk mengemis maaf dari mu, Kenandra?" tanya Ricko dengan suara nya yang berat.
Kenan menggeleng, memang tak pernah lagi wanita itu datang kemari semenjak hari itu. Ya, Kenan baru menyadari nya.
"Tidak kan? ya, bagaimana ia bisa kemari? wanita itu saja sibuk berfoya-foya di club bersama pria-pria gila setiap hari." pria itu tertawa hambar, ia sangat muak dengan ulah Mila yang tak ada guna nya itu.
"Dan apa kamu tahu, mengapa Papa sekarang benar-benar memilih untuk berpisah dengan wanita itu?" tanya Ricko seraya meronggoh jas medis yang masih ia kenakan untuk mengambil handphone nya.
Kenan mengangkat pandangan nya untuk melihat pria di hadapannya itu, pria itu terlihat sedang menatap sesuatu di handphone nya.
"Ini, Papa rasa ini cukup untuk menjadikan nya sebuah alasan." pria itu menyerah kan handphone nya kepada Kenan dengan layar yang menampilkan sesuatu. Kenan menerima benda pipih itu dan ia penasaran dengan foto yang di tampilkan.
Tatapan nya terkunci pada layar itu, kepala nya terasa berat hanya untuk mengartikan foto tersebut.
Di layar itu menampilkan jelas Mama nya, nyonya Camila sedang bermesraan dengan Pria bertelanjang dada, latar daru gambar tersebut adalah sebuah club malam yang sering di datangi wanita itu.
"Geser foto itu, dan lihat vidio setelah nya." pinta Ricko dengan santay.
Kenan menggeser gambar di layar itu, dan tepat setelah ia geser sebuah Vidio mulai berputar di layar yang sama, Kenan sudah mulai merasa tak enak sebelum Vidio tersebut selesai ia tonton, layar itu mulai ia jauh kan karena takut dengan satu hal.
"I love you, Camila.."
"I love you to-"
"Sial." umpat Kenan pelan hampir tak terdengar, hari ini ia benar-benar di buat marah dengan wanita itu.
Kenan mematikan benda yang berada di tangan itu, lalu dengan cepat ia serahkan kembali pada Papa nya.
"Bagaimana?" Ricko menatap remaja itu dengan tatapan sendu nya, kini ia tak tahu apa yang di rasakan anak itu setelah melihat sesuatu yang ia berikan tadi.
Kenan tak menjawab, ia masih mencoba untuk mengartikan semua nya dengan jelas, tapi jika seperti itu kelakuan wanita itu, siapa yang akan tahan? apalagi ia memiliki seorang suami, dan suami mana yang tahan dengan ulah gila seperti itu?
Dan hati anak mana yang tak sakit ketika mengetahui itu? Kenan pikir Mama nya tak akan pernah melakukan hal gila semacam itu, seperti yang di lakukan wanita-wanita tak tahu diri di luar sana. Ia pikir Mama nya tak semurah itu, ternyata ia salah besar.
"Dan seperti nya kamu akan memiliki adik lagi."
Deg
Ucapan papa nya itu membuat nya semakin pusing, mata nya menatap penuh tanya ke arah pria itu, kali ini ia paham apa maksud ucapan pria di hadapannya itu, ia yakin ia tak salah mengartikan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...