"Tante, Andri urutan ke berapa?" tanya Kenan yang duduk nya di sebelah Sandra.
"Hmm, habis ini seperti nya," jawab Sandra, Kenan mengangguk sebagai respon.
"Ke berapa?" tanya Gistara.
"Mungkin habis ini,"
"Ouh.."
Mereka kembali terfokus pada panggung besar itu, saat ini seorang gadis yang umur nya sama dengan mereka tengah memainkan biola nya dengan sangat indah di atas panggung.
"Ini Katherine," kata Evara yang mampu di dengar oleh Gistara dan Miane.
"Cantik banget," puji Gistara saat melihat gadis dengan biola di panggung sana.
Semua orang di gedung ini mendengar alunan melodi indah yang di mainkan oleh Katherine di atas panggung, itu indah sekali.
Saat permainan biola nya berakhir, tepuk tangan yang gemuruh beserta sorakan pun terdengar, tapi yang dapat di dengar oleh anak-anak ini adalah sorakan dari kursi di belakang mereka.
Ya memang tak masalah, tapi tidak untuk Kenan.
Remaja itu reflek menoleh ke belakang, saat ia menoleh ada seorang remaja laki-laki yang seumuran dengan nya dan kini juga sedang menatap diri nya.
Sinis? tidak, tatapan yang di berikan anak itu adalah tatapan 'terkejut' bahkan ia seperti patung jika di lihat.
Kenan dengan cepat beralih dari orang itu, kembali fokus pada panggung.
"Ladies and Gentlemen, mari kita sambut peserta kita yang berikutnya!" ucap salah satu MC di stage.
"Siapa selanjutnya?"
"Gua harap ini Andriano!"
"Wow, peserta kita ini adalah seorang remaja bertalenta dan usia nya masih empat belas tahun!" ucap MC lain nya.
"Benar, dan ia sudah memenangkan banyak ajang perlombaan di dunia alat musik, yaitu piano."
"Andri!" Seru Gistara, Miane dan Evara bersamaan.
"Kamera siap!" kata Evara yang kini sudah siap dengan handphone nya.
"Kok tante deg-degan ya?" Sandra menepuk bahu Kenan beberapa kali.
"Tenang tante," ucap Kenan dengan kekehan nya.
"Om ga di tenangin ya, Ken?" sahut Jefry tiba-tiba, pria itu tengah tersenyum ke arah Kenan.
"No, cuma boleh aku saja!" kata Sandra seraya menggerakkan telunjuk nya.
Kenan tertawa menanggapi, astaga apa ia akan menjadi saingan Jefry nanti nya?
"Excited banget gua!" Gistara menggenggam kedua tangan nya kuat-kuat, rasa nya ia ingin sekali berteriak sekarang.
"Andri Andri Andri!" Miane sedari tadi menyerukan nama Andriano beserta tepuk tangan nya.
"Baiklah, Kita sambut.."
"ANDRIANO GANENDRA!"
"Ponakan, nanti kalo menang aunty belikan motor CBR ya!"
"Ano!"
Itu teriakan dari orang-orang yang duduk di sebelah kiri Sandra dan Jefry, itu keluarga Andriano. Ada aunty dan uncle, sepupu beserta keponakan nya pun ada di sini.
Kini, sorakan demi sorakan dengan iringan tepuk tangan kembali memenuhi pendengaran saat Andriano berjalan mendekati piano nya di stage sana.
Sebelum ia duduk di kursi nya, tak lupa ia membungkukan badan sebagai tanda hormat nya kepada dewan juri dan semua tamu undangan, dan juga lambaian tangan pada orang tua dan para sahabat nya yang kini tengah menatap diri nya itu dengan mata berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...