Seperti apa yang bu Zora katakan pada beberapa minggu lalu, hari ini mereka mendapatkan informasi resmi bahwa Senin seluruh siswa dan siswi akan melaksanakan ujian.
Kini, di hari jum'at siang mereka memutuskan untuk berkumpul sebentar di rumah Andriano sehabis sekolah.
"Gawat, otak gua kayak nya udah menjadi debu di dalam." Andriano memegangi kepalanya sambil terus menyendok ice cream yang ia beli.
"Gua lemah di fisika." lirihan itu berasal dari Evara yang kini tengah membolak-balik kertas buku latihan fisika nya.
"Bahasa Perancis, bahasa Mandarin- NO, AKU GAK BISA!" Miane berguling-guling di atas kasur besar Andriano.
Gistara sibuk merenung, sebenarnya mereka bisa menghadapi itu seperti tahun-tahun sebelumnya. Tetapi untuk kali ini, rasa nya sangat pesimis.
Kenan hanya diam, ia tak mau membuka suara soal ujian ini karena setiap bersuara tentang ini maka akan banyak kata-kata yang menghujam nya seperti–
"LO PINTAR, LO AMAN KEN!"
"Khusus Kenan, lo diam."
"Lo gak di ajak untuk pesimis!"
Oke, ia diam. Tetapi sebagai manusia biasa, rasa takut untuk menghadapi hal seperti ini akan tetap ada di dalam jiwa siapapun, meski terhadap anak yang nilai di atas rata-rata seperti nya.
"Tahun ini apa lo masih berada di tingkat teratas nilai terbaik di angkatan?" Gistara menatap Kenan dengan sedikit senyum tipis nya.
"Dan urutan kelima siswa dengan nilai di aras rata-rata se-seantero Starlight?" sahut Andriano dan Evara kompak.
"Kemudian meraih mendali untuk kesekian kali nya?" timpal Miane dengan mata berkedip-kedip.
Mendengar itu Kenan hanya menyunggingkan sedikit senyum nya, ia sendiri juga tak tahu apa kali ini ia akan masih berada dan meraih peringkat-peringkat itu? dan apakah ia tak bisa bertahan di pencapaian nya ini? entah lah, ia serah kan saja semua nya pada Tuhan.
Andriano, Miane dan Evara selalu berada di posisi 15 besar dalam peringkat terbaik di angkatan. Padahal nilai mereka sudah sangat mencukupi untuk menyentuh posisi 10 besar.
Tapi entah lah, sampai di semester lalu pun mereka belum berhasil meraih itu dan masih akan terus berusaha hingga nama mereka akan tercantum di urutan 10 besar.
Berbeda dengan Gistara yang selalu berada di posisi 7 berurut-turut, Gistara juga bukan gadis yang bodo amat dengan nilai nya. Sungguh, ia masih kecewa dengan apa yang ia dapat tetapi ia sangat mensyukuri itu, berada di posisi itu saja sudah merupakan sebuah kebanggaan.
Beralih dari ini, mereka sekarang mengganti pembahasan yaitu Kevin. Cowok yang akhir-akhir ini berubah 180 derajat dan membuat teman kelas nya bingung.
Tidak, sebenarnya mereka sudah menerima Kevin setelah permintaan maaf nya di depan kelas pada saat itu, mereka menganggap Kevin seperti teman mereka, tak ada lagi yang nama nya 'musuh'. Tetapi yang membuat mereka bingung adalah, mengapa sikap Kevin 2 hari terakhir seolah memberi sinyal secara tidak langsung seperti-
Akan pergi.
"Gua... ngerasa aneh sama sikap dia dua hari terakhir." ucap Andriano seraya mengusap tengkuk nya.
*****
Sabtu pukul 19.35, tanggal 28 November. Kota Warlingthon.
Di saat remaja lain menikmati malam minggu mereka dengan bahagia, Kenan malah menikmati malam minggu nya dengan perasaan shock. Sungguh, tak dapat ia berkata-kata untuk malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Ngẫu nhiên!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...