WHY-74

141 14 15
                                    

Azelyn duduk di atas kasur nya, di saat-saat seperti ini seharusnya ia masih berada di sekolah mencari ilmu. Tapi sudah seminggu, hal itu ia habiskan dengan menangis dan mengurung diri di dalam kamar.

Melukai diri, meluapkan emosi, dan mencoba mengakhiri nya.

Azelyn membaca sesuatu di layar handphone nya, semua pesan yang ia kirim pada Kenan tidak ada yang pernah di balas. Bahkan ia rela gonta ganti nomor demi bisa berbalas pesan dengan laki-laki itu.

Me : Ken

Me : lo bnran ga mau ngasih respon? lo ga khawatir sm gua? Kenan, gua udh seminggu ga sekolah

Me : lo ga mau kan lihat gua luka?

Me : pls, anggap gua Gistara. Jgn biarin gua sakit

Me : gua ngaku gua salah, tpi maafin gua dan balas perasaan gua Ken

Me : klo lo blm bls smpai nnti malam, lo akan dpt kabar duka dari keluarga gua

Brak

Azelyn menghempaskan handphone mahal nya ke dinding, layar nya retak seketika.

Gadis itu kembali menangis dan duduk meringkuk di lantai, di tangan nya ada sebuah beling yang baru saja ia raih dari lantai.

"I need you so bad, Kenan.." lirih nya nyaris tak terdengar.

Ceklek

"Azelyn?"

"Azel, besok sekolah ya?" ucap seorang wanita yang baru saja memasuki kamar gadis yang ia sebut Azel.

Azelyn menoleh, ia mengusap wajah nya yang berair.

"Untuk apa? Azel sendirian, nggak ada yang mau berteman sama Azel lagi." ungkap nya, ia melempar beling yang ia pegang sejak tadi.

"Azelyn, jangan lukai diri kamu lagi." kata wanita itu memperingati.

Azelyn membuang pandangannya di iringi helaan nafas gusar.

"Ma, aku mohon. Bilang ke Papa supaya mau nurutin permintaan aku kemarin." Azelyn memegang tangan mama nya dengan tatapan memohon.

Dayana, Mama Azelyn. Wanita itu tidak bisa merespon permintaan anak semata wayang nya.

"Jangan mencoba untuk mengakhiri hidup kamu seperti kemarin, Azelyn." alih Dayana.

Kemarin, sudah 2 kali Azelyn mencoba untuk mengakhiri hidup nya sendiri. Pertama mencoba untuk melompat dari balkon rumah, dan kedua menenggelamkan diri di bathtub.

Azelyn beranjak mundur menjauhi diri nya, ia menatap Dayana nyalang.

"Enough, i don't care!" bentak Azelyn.

"Kalo aku terluka itu lebih baik, karena pasti Kenan akan peduli dan Kalo aku masuk rumah sakit dia pasti akan jenguk." ucap nya dengan percaya diri.

"Banyak yang akan peduli sama aku!"

"Azelyn, jangan pernah paksakan sesuatu yang tidak bisa kamu miliki, tidak semua nya bisa kamu gapai." ucap Dayana dengan suara lirih.

"Mama, Azel mohon. Mama sayang Azel kan?" Azelyn tidak mengindahkan ucapan mama nya barusan.

Dayana mengangguk, "Jelas mama sayang kamu, karena mama sayang makanya mama minta supaya kamu nggak ngelakuin hal ini lagi, ya? Jangan seperti ini." mohon wanita itu.

"Kamu mikirin gimana perasaan dia setelah kamu paksa? Keluarga nya? Kekasih nya? Sakit Azelyn, mereka pasti sakit. Jangan ganggu mereka, biar lah, masih banyak yang lainnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHY?(K.K)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang