Gistara berjalan menyusuri koridor dengan setumpuk buku di tangan nya, ini ulah Andriano yang menyertakan nama nya sebagai penanggung jawab buku-buku yang di pinjam saat jam pelajaran.
Ini adalah bukti balas dendam laki-laki itu pada nya, karena tadi pagi, ia membuat nya terjatuh di depan kelas.
Jika Alva tak sibuk, maka ia akan menyuruh cowok itu. Kenan sedang sibuk berkumpul dengan rekan-rekan ekskul nya, katanya akan ada event lagi dan ini membuat Gistara galau.
Seperti nya ia akan di tinggal lagi seperti waktu itu.
Gistara berbelok di koridor, dan saat itu ia menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengan nya.
Brak
Buku-buku yang ada di tangan nya terjatuh ke lantai akibat kejadian ini, ia dan orang itu juga ikut terjatuh ke lantai.
"Sorry–"
"Lo jalan pakai mata nggak sih?!" suara seorang gadis yang terduduk di depan nya terdengar kesal, Gistara mendongak dan mendapati Azelyn yang kini tengah menatap nya tak bersahabat.
Ternyata bukan ia saja yang membawa tumpukan buku, melainkan Azelyn juga membawa buku-buku.
"Sorry, Zel, gua–"
"Apa? Lo mikirin Kenan terus kan jadi lo nggak fokus jalan?" Azelyn tersenyum remeh ke arah nya, Gistara menggeleng dan merapihkan buku-buku yang berserakan di lantai, yang ia rapihkan adalah buku-buku yang Azelyn bawa, ini sebagai tanda permintaan maaf nya.
"Nggak perlu, gua bisa sendiri." Azelyn menepis tangan Gistara, gadis itu menatap Azelyn yang terlihat begitu sinis pada nya hari ini.
Tidak, bukan hari ini melainkan di hari-hari sebelumnya juga.
Ia menggeleng kan kepala nya, kemudian merapihkan buku-buku nya yang masih berserakan di lantai, saat tengah fokus merapihkan tiba-tiba seseorang ikut bergabung dan membantu merapihkan buku.
Gistara menoleh, itu Kenan. Laki-laki itu tak bergeming, wajah nya sangat dingin dan hanya fokus merapihkan buku.
Azelyn menatap orang di depan nya dengan mata mengerjap-erjap, senyum pun terbit di wajah nya. Tampak, Kenan merapihkan buku-buku yang ia bawa tadi dan membiarkan Gistara merapihkan buku nya sendirian.
Kenan menyerahkan buku yang ia rapih kan pada Azelyn kemudian memberikan tatapan datar nya pada gadis itu.
"Makasih, ya? Maaf, ngerepotin," ujar Azelyn pelan.
Gistara terdiam sembari terus merapihkan buku-buku nya, ucapan nya hari itu pada Kenan tak salah kan?
"Lo seharus nya nggak perlu jual mahal kalo memang pengen di bantu." ucap Kenan kemudian menarik tangan Gistara dan membawa nya pergi.
Sebelum benar-benar pergi, Gistara menghentikan langkah nya dan membuat Kenan juga berhenti.
"Kenan, buku nya harus di balikin, aku yang tanggung jawab," ujar Gistara seraya membalikkan tubuh nya.
"Aman, kita yang urus bu ketu," suara Vino terdengar, di sana ada Jordan serta Liam.
Gistara menatap ketiga laki-laki itu dengan tatapan yang tak bisa di jabar kan, kemudian tanpa aba-aba Kenan kembali membuat nya melangkah.
"Makasih, ya," ucap Gistara sebelum benar-benar jauh.
Di lokasi kejadian, ketiga laki-laki itu sibuk membagi rata buku yang akan mereka bawa ke perpus. Jordan, Vino dan Lima tersenyum remeh ke arah Azelyn.
"Azelyn yang malang," ucap Jordan sembari menatap Azelyn remeh, kemudian cowok itu melangkah pergi dengan buku-buku di tangan nya.
"KASIAN BANGET LHO!" ujar Vino dan Liam sebelum ikut pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...