"Nanti temenin gua di rumah, please!"
"Ngapain?"
"Temenin, gua sendirian." Evara berkata dengan wajah masam nya.
"Pada kemana emang isi nya?" tanya Andriano yang tengah sibuk meraut pensil, padahal benda itu sudah sangat pendek akibat ulah nya yang tak jelas itu.
"Pergi acara."
"Kenapa kamu ga ikut?" sahut Miane.
Evara menghembuskan nafas nya "gua tuh malu, udah dewasa."
"Ye bego, padahal enak bisa makan-"
"Enak your eyes!" Evara mengarahkan jari nya pada Andriano, siap mencolok mata anak itu.
"Ya ya ya, dasar aneh!" kesal anak itu dengan melempar pensil nya yang pendek itu ke sembarang arah.
"Ya sudah, di rumah mana?" tanya Gistara.
"Rumah biasa, gapapa kan?"
"Aman."
Evara tersenyum lega, setidak nya ia tak akan terpikir kan hal yang aneh-aneh nanti. Sejak pagi, ia terus memikirkan bagaimana ketika diri nya di rumah sendirian tanpa ada orang lain? mengerikan batin gadis itu.
Ya, mungkin ia memang takut dengan hantu, namun lebih takut lagi diri nya jika tiba-tiba ada penjahat masuk ke rumah nya ketika ia sedang sendirian.
"Sekalian mikirin mau bikin apa untuk bazar," ucap Gistara dengan headphone yang bertengger di leher nya itu.
"EH!" Evara memukul meja sedikit kencang, membuat atensi beberapa orang tertuju pada nya.
Gadis itu menelan saliva nya susah payah, lalu tersenyum kikuk.
'Malu!' batin nya berteriak.
"Malu kan lo? banyak ulah." desis Andriano dengan tatapan sok sinis nya itu.
Evara menyengir, lalu ketika semua mulai kembali normal ia melanjutkan hal apa yang ingin ia lakukan tadi.
"Mama mau bikinin kimbap sekitar 40 box, isi nya ada tambahan chiken teriyaki." ucap Evara.
"Terus burger sama kebab," lanjut nya.
"Va, apa ga ngerepotin mama lo?" tanya Gistara dengan senyum nya yang sedikit tertahan, apa tidak apa-apa jika seperti itu? tak enak rasa nya.
"Ya engga, mama yang nawarin!"
"Mama gua rencana mau bantu bikin minuman nya sih, gua udah request untuk bikin ice cream." ucap Andriano dengan senyum nya yang sok keren.
"Mama aku juga mau bikinin cookies!" sahut Miane.
"Mama gua mau bikin mille crepes." tambah Gistara.
"SERIUS?!" Andriano dan Miane merubah posisi mereka dengan mata yang sedikit melotot menatap Gistara.
Gistara mengangguk "iya!"
Memang begitu nyata nya, tidak ada kebohongan.
"Mama gua, mama gua apa ya?"
Semua mata kini tertuju pada seorang remaja dengan hoodie navy yang kini tengah menatap luar jendela kelas.
Atmosfer di sekitar mereka seketika berubah, entah lah semua nya tiba-tiba terasa sangat sunyi saat ini.
"Mama gua bisa nya bikin gua stress, sakit hati, sakit batin. Itu aja, Sorry Mama gua ga bisa bikinin apa-apa." Kenan menyungging senyum nya, seolah kata-kata nya tadi tak ada maksud apa-apa.
"Ken, ga bermaksud.." lirih Andriano yang merasa bersalah.
"Apa?"
"Jangan sedih-"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...