"Pulang sekolah mau ke taman, ga?" tawar Andriano.
"MAU!" ketiga gadis berseru.
"Lo?" tanya nya pada Kenan
Kenan mengangguk pelan, tanda nya ia mau.
"Siap-"
Ting
Ting
Ting
Kelima nya kini mengernyit kan dahi bersamaan, notif handphone siapa ini?kenapa bisa bersamaan?
"Siapa sih?" Gistara membuka handphone nya, namun tak ada apa pun, tidak ada pesan masuk.
Kenan membuka handphone nya, tapi tidak mungkin juga itu berasal dari handphone nya karena handphone milik nya itu selalu di 'SILENCE'.
"Sialan.." desis Andriano seraya mengacak rambut nya kesal.
"AAAA, AKU LAGI GA MOOD!" Miane mengeluh.
"Kenapa harus hari ini!" dan Evara yang memukul-mukul meja karena kesal.
"Kenapa?" tanya Kenan dan Gistara kompak.
"Ini!" Andriano, Miane dan Evara serentak memperlihatkan layar handphone mereka kepada kedua orang ini, ketiga layar itu menampilkan isi sebuah pesan.
Kenan dan Gistara membaca pesan-pesan itu, lalu kedua nya saling melempar tatapan bingung.
"Ya-"
"Ga bisa ke taman!" seru Andriano, Miane dan Evara.
"Ya, lain waktu aja" kata Kenan.
"Iya, itu lebih penting" sahut Gistara.
Pesan-pesan itu berasal dari grup kelas piano Andriano, lalu pesan dari grup Ekskul lukis Miane, dan pesan dari club volly Evara.
"Apa susah nya malam aja," gumam Andriano.
"Aku malas pergi nya.." Miane memukul-mukul dahi nya pelan, isi pesan itu mengharuskan diri ny datang ke salah satu cafe untuk pertemuan.
"Gua juga malas, capek.." sahut Evara, gadis ini seperti nya pulang ke rumah untuk berganti pakaian saja, karena diri nya harus langsung berkumpul di club nya untuk latihan.
Dan Andriano, jam les nya di majukan dengan alasan agar diri nya lebih siap saat kompetisi nanti.
"Sudah-sudah, semangat!" Gistara mengepalkan tangan nya untuk menyemangati ketiga orang ini.
*****
"Sepeda gua mana!" Andriano celingukan kesana kemari mencari sepeda nya yang tak terlihat di tempat ia memarkir tadi.
"Masa di curi?!"
"Gistara!" pekik nya pada Gistara. Ya, Gistara adalah ibu peri, ia membutuhkan ibu peri nya ini!
"Apa?" Gistara yang baru sampai pun kebingungan, tadi remaja ini berlari duluan meninggal kan mereka, dan sekarang?mengapa ia seperti orang gila.
"SEPEDA GUA HILANG!" adu nya dengan wajah masam.
"HAH?!"
"Serius?" Kenan menatap remaja itu dengan sangat amat intens.
"Iya!"
"Kok bisa!" Evara pun sama seperti Kenan, ia tak mood jika hanya di bohongi saja.
"Lo parkir di mana tadi?" Gistara melihat-lihat sepeda yang tersisa.
"Di sini," Andriano berpindah pada tempat yang tadi pagi menjadi tempat sepeda nya di parkiran, namun kini..berganti dengan sepeda Miane.
Tunggu, sepeda Miane?!
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...