Hanya tersisa satu Minggu lagi, masa liburan akan berakhir. Dan hitungan jam lagi, Tahun akan berganti.
Malam ini, tepat menuju malam pergantian tahun. Villa Kaiden di penuhi oleh 5 keluarga ternama yang ternyata sang tetua sudah berjanjian untuk kumpul-kumpul saat malam tahun baru.
Kaiden, Rodrick, Samderick, Reymorgan dan Egelwich.
5 orang yang sangat penting berkumpul di ruangan yang megah, senda guaru tercipta di antara mereka. Di temani oleh istri, mereka menceritakan banyak hal malam ini.
Di halaman depan, ada 5 sekawan yang kini tengah sibuk membuat perapian untuk membakar sosis dan lainnya. Dan kebetulan, keluarga serta sepupu-sepupu Kenan lebih dulu pulang karena ada hal lain yang harus mereka lakukan.
Dan esok Kenan beserta kedua orang tua nya akan pulang, Kakek serta Oma akan menyusul di hari berikutnya.
Malam ini, Kenan pun akhirnya bisa tidur nyenyak setelah mengetahui dan kenal dengan Papa Miane. Pria berkacamata dengan profesi sebagai pilot itu turut bergabung disini, kali ini – Milano Reymorgan.
Evara dan Andriano meletakkan arang dengan hati-hati, tapi tangan Evara tak sengaja terpegang benda hitam itu dan membuat tangan nya sedikit kotor, dengan reflek ia mengelap tangan di baju Andriano.
"VA, BAJU GUA!!!" seru Andriano sedikit histeris, Evara sontak terbelalak dan meringis pelan.
"Ndri, maaf! reflek!" ujar Evara seraya menepuk-nepuk bagian baju Andriano yang tampak kotor, tepat, malam ini Andriano mengenakan kaos berwarna putih.
Kenan, Gistara serta Miane sibuk menusuk-nusukan makanan yang hendak di bakar bersama Sandra, Gina, Lussy, Arisha dan Hanna. Tapi ada nya Kenan di sini hanya duduk saja, ia memperhatikan Andriano dan Evara yang kini tengah beradu mulut.
Jika tak ada yang menengahi, tak akan selesai, percayalah.
Ia berdiri, mengambil plastik berisi arang di tangan Evara lalu menuangkan nya ke tempat yang seharus nya. Memiliki rasa ingin menjahili, Kenan mencolek dengan sengaja wajah Andriano dan Evara dengan jari nya yang hitam akibat terkena arang.
"KENAN!" pekik kedua nya.
"APAAN SIH!" Evara menyenggol Kenan dan membuat cowok itu berdiri dan menjauh.
"BISA RUSAK MUKA GUA YANG COMEL INI, KEN!" timpal Andriano seraya mendekati Mama nya.
"Iyuh," suara Gistara, Miane dan Evara terdengar bersamaan.
Sandra menoleh, kemudian melotot kan matanya melihat wajah Andriano yang memiliki warna-warna hitam.
"Andriano, kamu ini ngapain?" tanya Sandra seraya mencubit pelan perut anak nya.
"Kenan, Kenan yang salah." Andriano menunjuk Kenan dengan wajah sebal, ia mengusap wajah nya yang ia rasa sudah hitam dengan arang.
"Kenandra, jangan gitu." Lussy menatap ke arah Kenan dengan gelengan kepalanya.
Kenan tertawa, di lain sisi ia merasakan hal yang 'waw'. Akhirnya, ia bisa mendapatkan peringatan seperti itu dari seorang Ibu.
"Heran banget, tiba-tiba jahil, mentang-mentang tahun baru mau nyari tingkah baru ya lo?" Evara menatap Kenan dengan mata menyipit, wajah nya tengah di bersihkan oleh Gistara dan Miane.
"Maaf, sengaja." Kenan mengatupkan kedua tangan nya pada Evara, hal itu membuat sahabat-sahabat nya menatap nya aneh.
Kenandra, aneh.
"Temani gua cuci muka, kalo gua sendirian nanti di ledek aki-aki di dalam." ujar Andriano seraya menarik Kenan untuk menemani nya cuci muka.
Semua orang yang ada di halaman itu melotot saat Andriano berkata demikian, apa tadi? aki-aki?
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...