"Kata-kata nya apa, Vin?"
"Will you marry me, gitu?"
Plak
Satu geplakan yang cukup keras mendarat di kepala Alva, hal itu membuat nya menatap tajam si pelaku, ingin sekali ia banting tapi ini di dalam tenda, bisa-bisa hancur tenda ini.
"Kejauhan!" Vino membuat mata sesinis mungkin ke arah Alva.
"Bukan mau lamaran, dodol!" hardik Jordan pada sahabat nya itu.
"Mantap, rasakan geplakan ejojo!" sahut Andriano yang kini tengah berbaring di dalam tenda seraya mengemili snack bersama Vino, Edward dan Jeremy.
"Jokes Jo! serius amat, heran!" balas Alva kesal, ia hampir saja melempar selimut di dekat nya pada cowok itu.
Vino berdecak kesal "Gua mikir-mikir lagi, semisal gua di tolak gimana? malu bro."
"Santay, gua ramal pasti di terima." ucap Jeremy sedikit meyakinkan teman nya itu.
"Ck, kapan-kapan aja lah- Tapi!" Vino menggantung ucapan nya, cowok itu menggaruk kepalanya yang tak gatal "Tapi nanti gua di dahului orang."
"Ya, makanya lo harus yakin!"
"Banyak drama lo, muak gua!"
Di saat teman-teman mereka tengah sibuk dengan kesibukan nya, Kenan dan Reynal duduk di ujung tenda dengan gitar di pangkuan mereka, itu lah yang mereka lakukan sedari tadi, memetik senar gitar.
"Lo jago, Ken." puji Reynal, sedari tadi ia memperhatikan cara Kenan memetik senar gitar itu untuk menciptakan sebuah melodi.
"Gak juga," Kenan menggeleng samar, jemari nya masih setia memetik senar gitar.
Yang ia mainkan ini adalah gitar milik Vino, entah ada angin apa Vino menyuruh Kenan untuk memainkan gitar itu, padahal orang-orang tak ada yang tahu bahwa Kenan ini bisa bermain gitar.
"Menurut lo, nanti Vino berhasil atau enggak?" tanya Reynal tiba-tiba, matanya menatap ke arah Vino di ujung sana bersama-sama teman-teman nya.
Kenan mengangguk "Berhasil, secara usaha dia mendekati Ilona gak main-main."
"Lo tahu gak, hari kamis yang lalu Vino rela pulang telat cuma buat nungguin Ilona karena dia belum di jemput."
Mata Reynal sedikit membelalak mendengar itu, seorang Vino menunggu? ini tidak mungkin, cowok itu paling tidak suka dengan urusan tunggu menunggu seperti yang Kenan katakan.
Reynal menggeleng-gelengkan kepalanya takjub mendengar itu, mata nya masih terus melihat ke arah teman nya itu.
"Gila, gua gak nyangka. Dia kalo udah jatuh cinta gak main-main," ujar Reynal seraya berdecak kagum.
"Asal dengan orang yang tepat, pasti bisa." kata Kenan seolah memberi saran pada Reynal, siapa yang tak tahu dengan kisah patah hati cowok itu? semua orang tahu.
"Ini masa nya, Rey. Jadi cari lah perempuan yang benar-benar bisa nerima lo apa adanya, ciptakan kisah yang indah sama dia, jangan di kecewakan." ujar Kenan lagi, ia menatap ke arah teman-teman nya yang masih sibuk dengan urusan mereka.
"Tapi siapa? ujung nya juga di sia-sia in lagi bro, dan gua juga yang di kecewakan." kata Reynal, miris sekali kisah cinta nya ini.
"Siapa yang bisa bikin lo jatuh cinta? itu dia."
Reynal tampak bergeming, tapi soal jatuh cinta dan siapa yang ada di hati nya saat ini mungkin bisa ia katakan 'tidak ada'.
"Ayo lah, Alva aja katanya lagi jatuh hati." sahut Kenan seraya melirik ke arah Alva, suara nya tak akan terdengar oleh yang bersangkutan jadi tenang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...