"Udah,ga usah lo pikirin wanita itu!"
"Iya.." Kenan menjawab dengan mata yang terus menatap televisi.
Pagi nya menjadi sedikit tak menyenangkan,mengapa ia harus bertemu kedua orang itu?
Mereka telah sampai di rumah Kenan,dan mereka sudah mandi, sekarang ini mereka tengah sarapan di depan televisi.
Mereka sarapan dengan sereal.
Kedua orang tua Andriano baru saja pulang,dan tadi mereka sempat kewalahan mencari anak-anak itu di taman, ternyata yang di cari sudah berada di rumah.
"Ini kan malam minggu, gimana kalo kita bakar-bakar?" Andriano menatap para sahabat nya satu persatu.
"BOLEH!" Miane dan Evara menjawab,tidak dengan Kenan,respon nya hanya tatapan.
"Tapi,yang mau di bakar apa?" tanya Evara.
"Ga tau,nanti mama yang beli," jawab Andriano seraya melahap sereal nya.
Evara mengangguk paham.
"Gistara!" Miane berteriak memanggil nama Gistara.
"Apa!" Gistara pun menjawab dengan berteriak dari arah dapur.
"Mau sereal nya lagi,masih ada ga!" Miane mengangkat mangkuk nya yang kosong.
"Ke sana coba,ga usah teriak-teriak!" Andriano menendang pelan Miane.
"Apa sih!" Miane bersiap melempar mangkuk nya pada Andriano,remaja laki-laki itu pun melindungi kepala nya dengan kedua tangan.
"Udah udah.." Evara menengahi.
Miane berdecak, lalu ia kembali memanggil Gistara,dan tak ada jawaban.
"Gistara?"
Gadis manis berkaca mata itu sedikit membalikkan badannya.
"Gis-AAA!" ia terperanjat kaget saat Gistara sudah ada di depan mata nya dengan membawa kotak sereal dan susu.
"Ish, teriak-teriak terus.." Gistara mendengus.
"Nih, ambil"
Miane mengambil sereak dan susu dari tangan Gistara.
"Hehe,thank you!"
Gistara duduk di sebelah Evara,gadis itu tengah meminum susu kotak nya,ia sudah memakan sereal.
"Ken,lo ga sarapan?" Andriano mengerutkan dahi nya seraya menatap Kenan,Kenan hanya diam,melamum.
Sereal nya pun seperti tak di sentuh sedikit pun.
"Sarapan dulu," kata Gistara,dan perkataan Gistara di balas dengan helaan nafas berat.
Kenan menoleh "Memang setidak berharga itu gua di mata mama,ya?"
Sontak perkataan Kenan membuat mereka semua terdiam,Miane dan Evara pun berhenti dengan aktivitas melahap mereka.
"Maksud lo-"
"Lihat aja tadi,dia siap buat maki-maki gua di depan umum," Kenan tersenyum tipis.
"Ken.. udah ya?ga usah-"
"Iya," Kenan berdiri seraya membawa mangkuk nya,dan remaja itu pergi menuju dapur.
Keempat sahabat nya menghela nafas berat.
"Gua kasihan sama dia kalo gini terus.." Andriano mengacak rambut nya.
*************************
Rumah Kenan sepi,semua nya tidur siang.
Dan mereka semua tertidur di depan televisi, tergeletak di atas tikar.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...