Hari-hari berlalu, dan tanpa terasa esok adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh Andriano. Ya, besok adalah hari di mana ia berkompetisi.
Siang ini, setelah pulang sekolah mereka berkumpul di kediaman remaja itu untuk berdiskusi apa yang akan di siap kan esok, dan mereka juga membantu Andriano memilih pakaian nya.
Remaja itu tak ingin di pilih kan oleh mama nya, dan kini mereka tengah menunggu remaja itu keluar dari kamar mandi.
"Lama banget," kesal Miane, hampir 20 menit mereka menunggu, namun yang di tunggu tak kunjung keluar.
Ceklek
Kini, semua mata tertuju pada pintu kamar mandi itu, seorang remaja laki-laki keluar dengan balutan tuxedo hitam putih nya.
"Anjay, gimana?" Andriano menaik turun kan alis nya.
"Handsome kan gua? kayak pangeran kan?"
Gistara, Miane dan Evara mendesis pelan, kepedean!
"Haha, gua tau gua handsome" Andriano menatap diri nya di kaca dengan penuh percaya diri. Oke, remaja itu memang tampan, dengan kadar keimutan 40% jadi tidak 100% tampan.
Jika kita berbicara soal Kenan, maka baru lah 100% tampan.
"Cakep," puji Kenan.
Andriano menutup mulut nya seolah ia sangat terkejut "OH MY GOD, GUA DI PUJI SAMA PANGERAN DARI KAYANGAN, WOOOAAHH!" heboh nya tak jelas.
"Ga jelas banget, coba diam dulu aku mau liat!" Miane berseru, bagaimana ia ingin melihat lebih jelas nya jika Andriano tak bisa diam? huh, dasar orgil.
Miane menatap remaja itu dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu membenahi kaca mata nya.
"Ada yang kurang," Miane berkomentar.
"Apa? gua kan udah cakep-"
"Bow tie,"
"OH IYA!" Gistara dengan segera membuka lemari untuk mencari di mana benda itu 'dasi kupu-kupu' ia rasa tadi melihat benda itu di dalam sana.
"Wait wait, di sini..NAH, INI!" Gistara mengangkat dasi kupu-kupu itu tinggi, lalu dengan cepat mendekati Andriano untuk memakai kan benda itu.
"Langsung pakai kan ya?" monolog Gistara seraya menatap dasi itu.
"Bisa masang nya ga lo? nanti gua di cekik pula!" ucap Andriano waspada.
"Ya engga lah, bego!" balas Gistara tak terima, laki-laki itu pikir ia ini apa?! pembunuh?!
"Sini!" Gistara meminta, Andriano pun mendekat namun bukan untuk di pasang kan dasi, namun untuk berbisik.
"Jangan lo, ngeri nanti Kenan nyuekin gua seabad gara-gara lo pakai kan gua dasi," bisik remaja itu.
"Apaan? engga la-"
"Udah, kasih ke Eva aja.." bisik remaja itu dengan sedikit lirikan pada Kenan di belakang nya, remaja itu tengah duduk seraya bermain handphone.
Gistara berdesis "modus lo," kata nya sebelum memberi alih dasi itu pada Evara.
Evara yang tiba-tiba di beri dasi pun kebingungan, apa maksud nya ini?
"Ap-"
"Pakai kan dia," kata Gistara seraya duduk di atas kasur.
"Ck, tinggal pasang ini" ucap Evara seraya membolak-balikan dasi di tangan nya.
"Sini lo," Evara menarik remaja itu sedikit kasar.
"Kalem neng," Evara tak menggubris, ia mulai memasangkan dasi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...