Seharian penuh, Kenan masih tetap berada di kamar nya. Untuk bangun saja rasa nya ia tak sanggup, tulang-tulang nya terasa ngilu.
Tok tok tok
Cklek
"Makan dulu, ganteng, biar cepat sembuh." ujar Bi Linda seraya membawa nampan berisi makanan untuk Kenan.
"Makasih bi," balas Kenan seraya tersenyum, suara nya benar-benar serak.
"Lekas sembuh, ya," setelah mengatakan itu Bi Linda pun keluar dari kamar Kenan.
Kenan beranjak menuju kamar mandi, ia berniat untuk mencuci wajah nya dan sikat agar lebih segar. Saat kulit nya menyentuh air rasa nya dunia seakan beku.
Dingin, sangat dingin.
Ia kembali ke kasur nya saat kegiatan nya selesai, meringis kala tubuh nya terasa sakit. Mungkin ini hanya demam biasa, tetapi karena ia lelah maka inilah efek nya.
Ia melirik jam dinding, ternyata masih jam 1 siang dan tentu tak ada yang bisa ia lakukan di keadaan seperti ini. Ia juga belum berniat untuk makan, tak ada selera.
"Anak yang tidak di didik oleh seorang ibu ya gini, tidak punya akhlak!"
Tiba-tiba, makian dari Mama Jaxen kemarin kembali terlintas di kepala nya. Kata-kata itu seolah kembali di ucapkan di hadapan nya.
Kepala nya terasa berat sekali, ia terlalu lelah untuk merenungi makian itu.
Satu-satunya pilihan adalah tidur, ia harus beristirahat yang lebih agar cepat pulih.
**
Gistara berjalan dengan cepat menuju gerbang sekolah, kebetulan hari ini di antara mereka tidak ada yang memakai sepeda.
Gistara masuk ke mobil nya, ia mengatakan kepada sopir agar pergi ke minimarket terlebih dahulu kemudian ke rumah Kenan.
Di perjalanan, Gistara menatap ponsel nya yang penuh akan notif dari para sahabat nya.
Andriano, Miane dan Evara tidak bisa ikut menjenguk Kenan setelah pulang sekolah karena hari ini ada hal yang tak bisa mereka tinggalkan.
Alhasil, hanya Gistara sendiri yang pergi untuk siang ini. Ia dengar, nanti sore Alva serta yang lainnya ingin datang ke rumah Kenan untuk menjenguk.
Kenan itu sudah mereka jadikan sebagai ketua dan saudara.
Rumah Kenan.
Gistara turun dari mobil, ia meminta sopir nya untuk pulang saja karena seperti nya ia tidak akan sebentar di sini.
Setelah menekan bell, pembantu rumah Kenan mempersilahkan dirinya masuk dengan ramah, lagian mereka sudah tahu siapa itu Gistara.
"Saya masuk, ya, bi?" Gistara menoleh ke arah bi Linda dengan senyum tipis, hal tersebut di angguki oleh wanita itu.
"Sekalian suruh makan, kayak nya si ganteng belum makan dari tadi," ujar bi Linda, si ganteng adalah panggilan kesayangan nya untuk sang tuan muda.
Gistara mengangguk, "Iya bi, nanti saya coba,"
Setelah nya bi Linda kembali dengan tugas nya dan Gistara masuk ke dalam kamar Kenan, perlahan ia buka pintu itu dan ia tatap seseorang yang kini seperti nya tengah berlayar di alam mimpi.
Rapi, kamar ini sangat rapi untuk seorang laki-laki.
Ia melangkah masuk dan duduk di pinggir kasur, tersenyum kala melihat wajah itu tetap tampan meski sedang tertidur, lucu sekali, apalagi dengan guling yang ia peluk.
Ia menyentuh dahi Kenan, dan betapa terkejutnya ia ketika merasakan suhu tubuh Kenan yang terasa seakan membakar kulit.
Perlahan, mata Kenan terbuka, seperti nya laki-laki itu terusik saat Gistara ingin kembali memastikan suhu tubuh nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...