Di tempat sebelum nya, seorang gadis tengah mencekik lawan di hadapan nya itu. Tangan nya di tahan oleh beberapa orang gadis di belakang nya.
"LEP-PHASIN TANGAN LO!" Kevin berucap dengan terbata, lantaran leher nya di cekik oleh gadis di hadapan nya itu.
"MIA, UDAH MI!" Anezka sebisa mungkin menarik gadis bernama Miane itu sekuat tenaga nya.
Lihat saja ini, tangan gadis itu sudah mencekik leher lawan nya dengan mata yang berkobar api kemarahan.
"BUBAR LO SEMUA!" teriak Deandra dengan kesal, ada beberapa siswa yang menonton pertengkaran itu tapi hanya diam saja tak berniat membantu, itu membuat Deandra muak.
Vino yang baru datang langsung ikut membantu Anezka.
"Sabar, Mi." Anezka mengusap bahu gadis itu.
"Bocil, udah cil!" Vino menepuk jidat nya karena ia pusing, ia sudah kewalahan dengan pertengkaran ini.
Tadi Andriano lalu sekarang Miane, bahkan tempat pun sudah bergeser dari yang awal nya berada di dekat kantin sekarang malah di dekat lapangan voly, jauh dari tempat sebelum nya dan tak begitu ramai.
Entah bagaimana bisa sampai di sini.
"Mi, lepasin aja Mi!" Deandra menarik gadis itu, kacamata nya bahkan sudah hilang entah kemana.
Deandra membawa gadis itu untuk sedikit mundur kebelakang menjauh dari jangkauan Kevin. Miane menepis tangan Denadra, tangan nya kini menunjuk ke arah Kevin.
"OTAK KAMU DI MANA SIH, KEVIN?! KERJAAN KAMU CUMA BISA BUAT ONAR, MAU NYA APA SIH?!" pekik Miane yang membuat keadaan menjadi hening.
"BERISIK, GUA GA ADA URUSAN SAMA LO!" Kevin hendak maju, namun tiba-tiba tubuh nya di dorong keras oleh seseorang yang membuat nya tersungkur.
"B*NGSAT LO!" Andriano menendang kaki remaja itu.
"BERANI JANGAN SAMA PEREMPUAN-"
"ANDRI, UDAH WOI!" Jordan menyentak tubuh remaja itu, namun saat ia lengah malah diri nya yang mendapat serangan dari Kevin dengan tiba-tiba.
Hal itu membuat nya naik pitam, ia berbalik dengan mata yang menatap remaja bernama Kevin itu bengis.
"SIAL-"
"JO, JANGAN!" Alva menahan sahabat nya itu, ia kunci pergerakan nya.
Sedangkan Kenan dan Vino menahan Andriano di belakang Jordan dan Alva. Sama saja, tidak Andriano tidak Jordan, kedua nya pantang di senggol sedikit.
Senggol sedikit, auto perang.
Kenan, Alva dan Vino menyeret mundur kedua remaja yang tersulut emosi itu mendekat pada Miane, api emosi sangat terpancar dari jiwa ketiga remaja itu.
"LEPASIN!" seru ketiga nya serempak.
"Sudah lah, jangan emosi bisa?!" balas Alva.
Gistara dan juga Evara kini tengah memeluk Miane, nafas gadis itu memburu saking emosi nya.
"Sudah, Mi.." bisik Gistara di telinga Miane, tangan nya tak berhenti mengusap pundak gadis itu.
Gistara menatap wajah itu, ada beberapa memar di wajah nya dan kacamata nya menghilang, apa tadi sungguh Miane bertengkar? beradu kekuatan dengan Kevin? di luar dugaan.
"Ini kenapa-"
"INI GARA-GARA BIANG ONAR ITU!" Miane menunjuk ke arah Kevin.
"Tapi-"
"KATA KAMU MAU TONJOK-TONJOKAN, MAJU SINI!" Miane dengan emosi nya yang membuncah menantang Kevin, sungguh ini bukan seperti Miane yang di kenal nya, Miane tak mungkin seberani itu walau jika ia memang benar-benar emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...