07. Nabila dan abang-abangnya

1.6K 181 18
                                    

"Dim pinjem kunci mobil lo!" selepas mengatakan itu Paul berlari tergesa pergi dari rumah sakit.

"eh lo mau kemana? lo belum sembuh Paul!" teriak Dimas di koridor rumah sakit namun dihiraukan oleh Paul.

"woi Pauli!" teriak Dimas yang tak didengar Paul, "dasar aneh tuh manusia!"

Paul berlari kesetanan, ia memasuki mobil dan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. lihatlah seberapa tidak berharganya nyawa bagi seorang Paul. belum sepenuhnya Paul sembuh ia malah kabur dari rumah sakit dengan muka paniknya.

"anjing!" Paul mengumpat saat jalanan yang ia lalui tengah macet.

***

Nabila mengerjapkan matanya, nyeri di bahunya menyapa kesadarannya saat pingsan, gadis itu hendak memegang bahunya tapi sedetik kemudian ia tersadar bahwa tangannya terikat ke belakang di kursi kayu tidak hanya tangannya tapi kakinya juga.

Nabila mendengus ia menatap sekelilingnya dan ia menemui dua orang laki-laki yang ia lihat sebelum akhirnya ia pingsan. tidak hanya dua orang laki-laki kini bertambah dua orang lagi, jadi empat orang laki-laki yang sedang mengawasi Nabila.

"TOLONGGG!" teriak Nabila berani.

satu laki-laki maju mendekati Nabila, "gak usah teriak, gak ada yang denger juga."

Nabila menatap kesal laki-laki itu, "lepasin gak!" berontak Nabila.

laki-laki itu tertawa sumbang, "berani juga lo."

"kalian siapa sih, aku salah apa?"

"lo gak salah kok." ucap salah satu laki-laki lainnya.

"aneh orang gak salah kok diculik, gabut kalian?" seru Nabila kesal.

"tapi pacar lo yang salah." kini laki-laki yang ada di depan Nabila yang menyahut.

kening Nabila tampak mengernyit bingung, "pacar?"

"aku gak punya pacar yaa." elak Nabila.

tampak semua orang yang ada disana terdengar tidak percaya apa yang barusan di katakan oleh Nabila.

"bagus juga ajaran Paul ke elo." kekehnya.

"Paul? maksudnya kak Paul?" tanya Nabila memastikan.

"nah itu lo kenal."

"aku emang kenal kak Paul tapi dia bukan pacar aku." jelas Nabila.

"gak usah ngeles deh lo," seru laki-laki yang ada di depannya, "gue tahu lo pacarnya kan? kalau bukan pacar ngapain lo temenin dia di rumah sakit kemarin."

Nabila membuang napasnya kasar, bagaimana bisa kebaikan nya semalam bisa di salah artikan oleh mereka semua.

"capek ngomong sama batu!" seru Nabila.

"bangsat! lo ngatain gue batu!?" sungut laki-laki itu marah.

"astaghfirullah dijaga ya bahasanya, kayak gak pernah sekolah aja." sahut Nabila berani.

"wah kurang ajar juga yaa pacarnya Paul."

"tuh kan dibilang aku bukan pacarnya kak Paul masih aja ngeyel." lelah Nabila saat terus menerus dituduh jadi pacarnya Paul, "apa aku harus kayang dulu biar kalian percaya?"

serendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang