tak terasa tiba saatnya giliran Nabila yang merasakan perayaan kelulusan sekolahnya, bersama Anggis, dan Edo. tiga sekawan itu berfoto dengan senyum yang merekah. waktu tiga tahun yang mereka lalui terasa sangat cepat berlalu.
lepas ini mereka akan menghadapi dunia baru lagi.
Nabila, Anggis, dan Edo saling merangkul dan berpelukan. tiga orang yang jarang menangis itu, di hari kelulusan ini ketiganya menangis haru.
"nanti kita bisa kumpul lagi gak ya." tutur Edo.
"meski kita beda kampus kita kan tetap bisa ketemu kalau ada waktu senggang." sahut Anggis.
"tapi tetep aja kita gak akan bisa sebebas sekarang ini temanan nya nanti, pasti kita bakal sibuk sama tugas kuliah dan menyesuaikan diri di lingkungan baru." imbuh Nabila.
"ish nabilaaaa jangan gitu lah." rengek Anggis yang malah menangis lagi.
"sedih deh gak bisa sering-sering ngumpul lagi." tambah Edo membuat suasana menjadi lebih sedih.
Nabila tersenyum getir, "gak mesti 24/7 lagi yang penting kita selalu temenan sampai tua nanti."
"aaaa nabilaa gak mau pisah." manja Anggis memeluk Nabila erat.
Edo yang menatap itu ikut terharu.
namanya hidup semua ada masanya, tinggal bagaimana cara kita merayakan semua hal yang terjadi dalam hidup kita.
Nabila menenangkan Anggis yang sedikit tantrum, "cup cup sesibuk apapun kita nanti, kita pasti ada waktu kumpulnya kok."
"iya bener, gue sama nabila mah gampang buat ngumpul, kalau lo, lo kan kuliahnya di Singapura, jadi sering-sering balik ke Jakarta aja lo." celutuk Edo.
dengan mata sembabnya Anggis menatap Edo dengan kesal, "ongkosnya lo yang tanggung ya."
"kok gue? lo kan holang kaya." kekeh Edo.
Anggis memasang muka cemberut sementara Nabila menengahi perdebatan kecil dua sahabatnya itu.
"gue sayang banget sama kalian berdua, semoga persahabatan kita terus seperti ini sampai punya anak cucu yaa." ungkap Edo serius.
Nabila dan Anggis saling tatap lantas tersenyum, "huaa Edo mau peluk lagii." rengek keduanya.
Edo merinding mendengar nya, "gak usah manja kek gitu ya kalian!"
"ish katanya sahabatan sampai punya anak cucu masa peluk aja gak mau." cemberut Nabila.
"gak! cukup tadi aja ya pelukannya."
"kenapa sih gak mau?" seru Anggis.
Edo mendengus sebal, "ingus kalian kena baju gue!"
"nih liat!" benar saja di kemeja putih Edo banyak bekas ingus dan air mata yang masih basah milik Nabila dan Anggis.
Nabila dan Anggis yang melihat itu tertawa sumbang akibat mendadak pilek. dua perempuan itu puas menertawakan Edo, sementara Edo hanya bisa menerima dengan hati yang lapang dan luas.
***
sesi bertemu sanak saudara, keluarga pun tiba. Nabila menghampiri keluarganya yang ramai itu. Abi, Umma beserta 6 adiknya ikut datang menghadiri hari kelulusan Nabila.
Nabila di sambut dengan pelukan kedua orang tuanya di ikuti oleh adik-adik nya.
"selamat yaa anak Abi udah lulus sekolahnya. Abi bangga sama kak Nabila." ucap Fachri dengan bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity
Teen Fictionapa yang pasti pernah di dapatkan manusia? keberuntungan. karena setiap pertemuan akan selalu ada keberuntungan yang menyertainya. bersama atau tidak bersama, memiliki atau tidak memiliki, dipendam atau dikatakan. semuanya tetap dinamakan cinta.