37. naik motor

1.1K 134 2
                                    

udara sore di kota Jakarta cukup menenangkan hari ini. tak panas tak hujan, cuaca yang cukup bagus untuk dua manusia jika ingin bermadu kasih. seperti dua remaja yang duduk santai di atas rooftop sambil menikmati jagung bakar.

Yap!

Paul dan Nabila ada di angkringan Dimas untuk memakan jagung bakar di sore hari sambil bertukar cerita. seperti cerita pengalaman Paul selama tinggal di Swedia yang pernah menjadi tim bola disana, dan cerita Nabila soal Aceh. meski keduanya memiliki latar belakang yang sangat berbeda entah apa yang membuat mereka terkesan seperti saling melengkapi dalam setiap ceritanya.

"akhirnya aku punya momen kelulusan yang berkesan, makasih ya nab." kata Paul dari hati.

Nabila tersenyum, "simpan kenangan ini jadi kenangan yang baik ya."

"pasti."

"setelah lulus kamu mau lakukan apa?" tanya Nabila.

"aku mau masuk timnas U-23 ada tawaran disana terus sambil urus usaha papa aku yang ada buka cabang di jakarta." cerita Paul.

"usaha apa?"

"otomotif." jawab Paul.

"keren banget, kamu punya masa depan yang tertata rapi." kagum Nabila.

Paul tersenyum mendengarnya, "kamu punya cita-cita?"

Nabila diam sejenak lalu ia menggeleng kecil, "gak ada."

"masa gak ada, pasti ada kan?"

"dulu pengen jadi polwan ikutin jejak Abi, tapi gak tahu deh gimana nantinya." cerita Nabila.

Paul sedikit kaget dengan cita-cita Nabila barusan, "keren loh jadi polwan."

Nabila mengangguk setuju, "tapi aku juga mau buka usaha gitu, jadi pengusaha muda."

"mau buka usaha apa emang?"

"usaha jual hijab dan parfum, tapi belum tahu deh kedepannya gimana, masih rencana." ucap Nabila.

Paul tersenyum mendengarnya, "kamu cukup memikirkan masa depan kamu juga yaa."

"yalah anak pertama harus sukses biar bisa jadi contoh buat adik-adik nya."

"berat ya jadi anak pertama?"

Nabila menggeleng, "selagi apa yang kita usahakan di dukung oleh keluarga itu gak akan berat."

Paul mengangguk setuju. bagi Paul, Nabila beruntung sangat beruntung soal keluarga. jarang sekali ada orang tua yang mengerti keinginan anaknya, tak memaksakan anaknya untuk harus menjadi seperti apa yang diinginkan orang tuanya. memberikan kebebasan pada anak dalam memilih suatu hal, itu merupakan berkah yang melimpah.

"cita-cita kamu jadi pesepak bola profesional yaa?" tebak Nabila.

Paul mengangguk kecil, "tapi sekarang aku punya cita-cita yang lebih besar dari itu."

"apa?"

"aku punya cita-cita pengen jadi pacar kamu." kekeh Paul.

Nabila tak segan mencubit lengan Paul, "kebiasaan!"

kedua nya tertawa sambil memakan jagung bakar mereka. menghabiskan waktu sore sambil bertukar cerita dan bergurau.

***

braaak!

Rony segera berlari menghampiri Nabila yang jatuh dari motornya. Yap sore ini di lapangan komplek Nabila meminta Rony untuk mengajarinya naik motor, meski belum genap 17 tahun dan belum punya SIM, Nabila tetap ingin belajar naik motor agar saat usianya sudah cukup ia bisa naik motor ke sekolah tanpa harus di antar jemput lagi oleh Rony.

serendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang