58. yang kedua

924 116 12
                                    

malam ini adalah malam yang paling Paul dan Nabila nantikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

malam ini adalah malam yang paling Paul dan Nabila nantikan. karena di malam ini lah perayaan kedua tahun hubungan mereka.

Paul sengaja memesan tempat hanya untuk diisi mereka berdua agar lebih privasi disebuah restoran yang cukup ternama. jika di tahun pertama mereka merayakan dengan sederhana maka di tahun kedua ini mereka rayakan sedikit lebih mewah dari sebelumnya.

bagi Nabila, dengan cara apapun merayakannya, asal mereka berdua tetap pada perasaan yang sama itu sudah lebih dari cukup.

keduanya juga sepakat untuk tidak membuat hadiah untuk saling bertukar hadiah seperti ditahun sebelumnya. mereka hanya ingin merayakan dan menikmati momen berdua.

"kamu cantik nab." entah sudah yang keberapa kali Paul memuji Nabila malam ini.

karena di tahun kedua ini perayaannya di konsep seperti formal maka jadilah dengan dress putih yang Nabila kenakan dan polesan make up yang memang sesuai dengan usianya, terkesan sangat pas dan manis saat Nabila kenakan. sementara Paul, laki-laki itu memakai kemeja putih dengan setelan Jaz berwarna biru langit warna yang selalu menjadi favorit Nabila.

"kamu gak capek muji aku terus?"

Paul menggeleng, "karena kamu memang layak untuk dipuji setiap hari."

Nabila tersenyum, "mas pacar juga."

"aku layak di puji juga?" tanya Paul.

Nabila menggeleng yang menimbulkan tanda tanya di diri Paul.

"jadi?"

"mas pacar malam ini ganteng banget." puji Nabila tulus.

Paul salting mengulum senyumnya menahan salting tapi tak bisa, "kalau mau muji itu biasakan aba-aba dulu sayang."

Nabila terkekeh, "udah dua tahun padahal masih aja salting kalau di puji."

"masalahnya kamu kan perempuan ter gengsi jadi kalau muji gini, aku selalu salting lah."

Nabila memberi senyumnya, "gak nyangka ya kita bisa melewati dua tahun hubungan kita dengan baik."

Paul meraih tangan Nabila untuk ia genggam, di tatapnya sepasang mata teduh milik Nabila, "selama dua tahun itu perasaan aku ke kamu gak pernah berubah nab, aku selalu jatuh cinta."

"aku gak bisa bayangkan gimana jadinya aku sekarang jika aku gak ketemu kamu, mungkin sekarang aku udah ada pemakaman karena kalah dengan mentalku sendiri." sambung Paul.

"atau mungkin aku semakin kehilangan arah." lanjut Paul.

"aku akan selalu berterima kasih ke kamu, karena aku memang seberuntung itu bisa kenal dan dicintai sama kamu Nabila." ungkap Paul tulus dari lubuk hatinya yang terdalam.

Nabila tersenyum getir mendengarnya, tak hanya Paul yang merasa beruntung, Nabila juga merasakan hal yang sama. keduanya saling merasa beruntung karena di pertemukan.

serendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang