"karena logika adalah musuh dari perasaan. aku yang terkena hujan, kenapa dia yang kau payungi?"
-SERENDIPITY-
🌻🌻🌻langit pun mendukung Nabila untuk menangis. kota Jakarta mendadak hujan lebat saat keduanya sampai di halaman rumah sakit, untuk masuk kedalam rumah sakit mereka harus melewati hujan dulu.
"yah hujan, gimana ya?" gumam Eca.
"iya mana lebat lagi." sahut Nabila.
"kalian tenang ya biar aku ambil payung dulu di bagasi." ucap Paul keluar pada mobil untuk mengambil payung.
Nabila dan Eca saling adu pandang satu sama lain.
"kita lihat siapa yang akan dipayungi nyoman duluan." ucap Eca, "gue yakin pasti gue."
Nabila mendelik mendengar nya, "gak usah kepedean, pasti gue lah, gue pacarnya."
Eca mengangkat bahunya menantang, "liat aja nanti."
Nabila mengumpat tak bersuara melihat angkuhnya Eca sekarang. rasanya ia ingin menjambak rambut panjang gadis itu.
Tapi Nabila mendadak tersenyum lebar saat pintu mobil terbuka karena Paul, laki-laki itu datang dengan payungnya. jelas Nabila tersenyum kemenangan. Nabila sudah hendak turun dari mobil itu namun tertahan saat Paul berkata.
"sayang kamu tunggu bentar sini ya, aku antar Eca dulu ke dalam."
deg!
serius Paul memilih Eca dibanding dirinya?
Paul memilih menyelamatkan Eca lebih dulu.
Nabila hampir tak percaya melihatnya. dengan mata telanjang nya Nabila melihat Paul tengah memayungi Eca berjalan pelan masuk ke dalam rumah sakit meninggalkan Nabila di dalam mobil.
apa Paul tak sadar perbuatan nya barusan sangat melukai perasaan nya saat ini?
Paul terlalu berpikir secara logika hingga ia melupakan perasaan nya untuk melihat semuanya. di logika Paul ia memilih Eca lebih dulu agar Eca segera di periksa dokter. tapi Paul lupa memikirkannya melalui perasaan.
tanpa sadar logika Paul malah melukai perasaan nabila.
"katanya aku prioritas tapi kenapa kamu pilih dia Paul? kamu ingkar dnegan janji kamu sendiri." lirih Nabila.
lagi, Nabila menitikkan air matanya. ia segera menyeka air mata sialan itu, tanpa peduli hujan yang sedang deras-derasnya, Nabila keluar dari mobil dan berjalan menuju rumah sakit.
Paul yang hendak menjemput Nabila tak jadi saat melihat pacarnya sudah sampai lebih dulu dalam keadaan basah kuyup.
"sayang kok kamu hujan-hujanan gini, aku bisa jemput kamu sayang. kalau kamu sakit gimana?" cemas Paul.
Nabila mendongak menatap Paul ia tersenyum getir, di belakang Paul bisa nabila lihat dengan jelas senyum kemenangan dari Eca. senyuman Eca itu sukses menciptakan badai perasaan yang berkecamuk dihatinya.
"jauh-jauh dari aku, ntar air hujan nya kena baju kamu." kata Nabila mendorong Paul agar menjauh dari tubuhnya.
Paul menggeleng, "aku beliin kamu baju baru ya, kamu harus ganti baju sayang."
"Nyoman, dokternya udah nunggu." ucap Eca lirih seperti tengah kesakitan.
Nabila tersenyum hambar mendengarnya, "kasian Eca, kamu antar dia aja powl."
"ayo Nyoman!" Eca menarik tangan Paul agar segera masuk ke dalam.
Paul menghela napasnya, ia tak punya pilihan akhirnya ia menuruti Eca.
KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity
Teen Fictionapa yang pasti pernah di dapatkan manusia? keberuntungan. karena setiap pertemuan akan selalu ada keberuntungan yang menyertainya. bersama atau tidak bersama, memiliki atau tidak memiliki, dipendam atau dikatakan. semuanya tetap dinamakan cinta.