62. berubah

875 121 22
                                    

"kamu punya pilihan untuk mengabaikannya, tapi kamu memilih membersamai nya."

-SERENDIPITY-
🌻🌻🌻

setelah satu minggu lebih di rawat, keadaan Eca berangsur-angsur membaik, karena itu pula, gadis itu di perbolehkan pulang.

dalam kepulangannya, Eca dibantu oleh Paul untuk berbenah.

"ca, buket-buket nya yang layu gue buang ya."

"jangan Nyoman, aku suka." tolak Eca.

"tapi bunganya udah layu Eca."

"gapapa, jangan dibuang ya, awas aja kalau kamu buang."

"hm iya." sahut Paul.

Eca tersenyum menatap Paul yang terlihat serius membereskan semua buket bunga itu. setelah ia beres dengan urusan pakaiannya. Eca menghampiri Paul.

"Nyoman, kamu ingat gak sama babi guling yang dekat gereja itu."

Paul melirik sekilas, "ingat, kenapa?"

"masih buka gak sampai sekarang?" tanya Eca antusias.

Paul mengangkat bahunya, "gak tahu."

Eca mengernyit keningnya bingung, "kamu gak pernah makan disana lagi?"

Paul mengangguk, "udah tiga tahun lebih gue gak kesana."

"kenapa?"

"sejak deket sama Nabila gue emang gak pernah lagi kesana." jawab Paul apa adanya.

Eca menarik dua sudut bibirnya untuk tersenyum, "gimana kalau kita makan disana pulang ini."

Paul menghentikan aktivitas nya, ia menatap Eca.

"mau ya, please." mohon Eca, dua bola matanya terlihat sangat berharap agar Paul mau.

"Nyoman." panggil Eca mengayunkan tangan Paul manja.

Paul menghela napasnya, "habis makan kita pulang ya."

Eca langsung tersenyum senang. "siap Nyoman!"

Paul terkekeh melihatnya, sedari dulu tingkah Eca tak pernah berubah. setiap menginginkan sesuatu gadis itu pasti melakukan seribu satu cara agar bisa terwujud dan sesuai dengan keinginannya.

***

"hmm rasanya gak pernah berubah dari dulu." ungkap Eca yang terlihat lahap memakan daging babi.

Paul mengangguk setuju, "bener. padahal udah lama gak makan, tapi tetep enak rasanya."

"kita harus sering-sering kesini lagi nih Nyoman." ucap Eca sambil mengunyah.

Paul tertawa gemas melihatnya, "dihabiskan dulu makannya baru ngomong Eca, kebiasaan."

Eca nyengir, "aku seneng banget soalnya."

"selama empat tahun aku gak makan enak kayak gini, rasanya aku kayak baru keluar dari goa tau gak." seru Eca.

"salah sendiri, siapa suruh koma." ledek Paul.

Eca tak segan mencubit lengan Paul gemas, "Nyoman ih!"

"bercanda Eca, maaf maaf." kekeh Paul.

Eca berdecak sebal, tapi ia tetap kembali melanjutkan makanya dengan lahap begitupula dengan Paul.

siapa pun yang melihat kedekatan keduanya, pasti akan salah sangka.

serendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang