"NABILAAA!" pekik Anggis heboh.
yang di panggil langsung menutup kedua telinganya dengan kedua tangan, suara cempreng Anggis sangat menarik perhatian orang di kelasnya.
"kamu hutang cerita sama aku!" seru Anggis menepuk mejanya.
"Anggis volumenya bisa di kecilin dulu gak?"
Anggis mengatur napasnya yang tersengal, lalu ia mengambil duduk disamping Nabila, tangan Anggis menginstruksi Nabila untuk mendekat, Nabila menuruti saja.
"kamu kemarin pulang berdua sama kak Paul?" bisik Anggis bertanya.
"kamu tahu darimana?" tanya Nabila sedikit syok.
"tahulah, muka kamu terpampang jelas di Telegram grub sekolah." jelas Anggis.
"seriusan?" kini muka Nabila yang terlihat panik.
Anggis mengangguk, "kamu pacaran sama Kak Paul?"
Nabila jelas menggeleng, "kenapa kamu selalu ngira aku pacarnya kak Paul sih?"
"yaa gimana yaa beberapa hari ini kamu terlihat dekat sama dia. kamu tahu gak kamu perempuan pertama yang di bonceng kak Paul, bahkan kak Salma yang notabene nya teman dekat Kak Paul gak pernah tuh di bonceng Kak Paul."
"jadi itu yang buat aku di gosipin?" tanya Nabila yang mulai mengerti kenapa ia di bicarakan dengan Paul.
Anggis mengangguk antusias, "kalau kamu beneran pacaran sama Kak Paul, aku bakal dukung seribu persen. aku setuju!" seru Anggis.
"kejauhan kamu Anggis." sarkas Nabila.
***
ternyata efek dia ikut pulang bersama Paul begitu besar, beberapa orang jadi membicarakannya, meski sejauh ini tidak ada yang membully tetap aja berita itu membuat Nabila risih. Nabila jadi males ke kantin. gadis itu memilih ke perpustakaan.
ini pertama kalinya Nabila ke perpus tanpa alasan tugas sekolah.
Nabila sedikit bernapas lega karena di peprustakaan tidak ramai orang dan yang terpenting orang-orang tampak sibuk dengan dunia mereka.
"baguslah." ucap Nabila, lalu ia berjalan menuju rak novel.
Nabila mengambil sembarang novel, apa aja yang penting ia terlihat sibuk membaca, lalu ia berjalan mencari tempat duduk yang ada di pojokan perpustakaan.
Nabila memandang tidak minat isi dari novel yang alurnya tak dimengerti Nabila, gadis itu hanya membolak balikkan lembar demi lembar kertas yang ada di novel itu sambil menunggu jam istirahat selesai.
kenapa waktu sekarang berjalan lambat yaa. pikir Nabila dalam hati.
"lo suka karya nya Andrea Hirata?" tanya Paul yang tiba-tiba kini sudah duduk di seberangnya.
Nabila melirik Paul di sela bukunya, "aduh kenapa kak Paul bisa ada disini." keluhnya.
ia ke perpustakaan untuk menjauhi gosip kedekatan nya dengan Paul, tapi laki-laki itu malah dengan santai duduk di seberangnya sekarang.
"kenapa? salah?" tanyanya terlihat bodo amat.
"kak Paul bisa pergi aja gak dari sini? atau gak cari bangku yang kosong intinya jangan disini deh." seru Nabila.
Paul menatap Nabila lekat-lekat, "gue mau disini."
Nabila menutup novelnya ia menghela napas berat, "kak Paul tahu kita lagi di gosipkan pacaran sama orang-orang disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity
Teen Fictionapa yang pasti pernah di dapatkan manusia? keberuntungan. karena setiap pertemuan akan selalu ada keberuntungan yang menyertainya. bersama atau tidak bersama, memiliki atau tidak memiliki, dipendam atau dikatakan. semuanya tetap dinamakan cinta.