39. semua aku dirayakan

1.2K 139 6
                                    

"Anggis sini pinjem rambut lu!" seru Edo meminta Anggis duduk di atas kasur.

Anggis mendengus tapi ia tetap menuruti. Edo tersenyum jahil, ia pun menggosokkan balon yang sudah di tiup ke atas rambut Anggis agar balon itu mengudara ke langit-langit kamar.

Anggis melipat kedua tangannya kesal, sudah sepuluh menit rambutnya dijadikan Edo sebagai sarana agar balon-balon warna-warni itu terbang mengudara ke langit-langit kamar milik Nabila.

tepat hari ini, Nabila berulang tahun yang ke tujuh belas tahun.

maka dengan inisiatif dari Edo dan Anggis kedua sahabat Nabila itu menyulap kamar Nabila menjadi meriah dengan hiasan yang menghias di setiap sudut kamar.

seperti di dinding dekat jendela ada banyak foto-foto palaroid mereka bertiga. kemudian ada pula tulisan happy sweet seventeen di dinding yang lainnya, ditengah-tengah mereka ada meja kecil untuk meletakan sebuah kue ulang tahun berbentuk ala princess, dan tentunya dengan kado-kado kecil sebanyak 17 kado untuk Nabila persembahan dari Edo dan Anggis.

Edo dan Anggis sudah mendapatkan ijin dari orang tua nya Nabila sebelum mendekor kamar Nabila seperti saat ini. mereka juga sudah menyusun rencana agar Nabila pergi dulu jangan sampai ada di rumah dari pagi sampai siang. syukur lah dayung pun bersambut, Nabila ternyata memang sedang pergi keluar sejak pukul sepuluh pagi tadi.

"anjir cakep banget sekarang kamar Nabila." decak kagum dari Edo.

nuansa kamar Nabila sekarang di dominasi dengan warna biru langit yang menjadi favorit warna kesukaan Nabila.

Anggis tersenyum setuju, "pinter juga gue nge dekor."

"gue ya, enak aja." protes Edo.

"heh yang beli barang-barang dekornya gue ya, jadi gue!"

"tapi yang atur-atur posisi tempat nya gue, jadi gue yang dekor."

Anggis dan Edo sama-sama memicingkan matanya seakan memberi signal peperangan antar keduanya.

Edo memamerkan otot-otot nya yang tak seberapa untuk siap melawan Anggis, sementara Anggis menyingsingkan lengan bajunya untuk siap menghadapi Edo.

"ayo mau panco dimana?" tanya Edo.

"sini di lantai, yang kalah kena jitak kepala sampai sepuluh kali yaa!" seru Anggis.

"ok deal!" jawab Edo pasti.

mendapati kesepakatan itu Anggis dan Edo langsung mengatur posisi mereka dalam bersiap untuk adu panco.

siapa yang akan menang dalam adu otot tangan ini?

tok tok tok

"Anggis Edo ayo minum dulu ke bawah, umma udah buatin minuman buat kalian." ucap Nelli membuka pintu kamar.

Anggis dan Edo langsung bangkit dari posisi mereka yang sudah siap untuk adu panco tadi.

"eh iya umma Anggis nanti ke bawah makasih yaa umma." sahut Anggis.

"iya Uma Edo juga kebawah."

Nelli mengangguk dengan tersenyum simpul, "yaudah umma kebawah duluan yaa."

Anggis dan Edo saling mengangguk, setelah kepergian Nelli, Anggis dan Edo saling bertatapan.

"kita jeda adu panco nya bukan gak jadi, inget itu!" seru Anggis berjalan mendahului Edo.

"dih siapa juga takut." cibir Edo.

***

mata Nabila berbinar saat Paul membawanya ketempat yang pertama kali ia kunjungi, dan tempatnya sangat indah. tak ramai oleh bising suara kendaraan dan tak terjamah oleh orang banyak membuat tempat yang sedang Nabila datangi menjadi terasa istimewa.

serendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang