43. mengatakan

1K 123 8
                                    

Nabila harus menerima kenyataan bahwa ia harus di antar oleh Abinya ke sekolah akibat tragedi semalam. sedikit tak bersemangat Nabila melalui jalan koridor yang masih tak banyak orang karena masih pagi.

jika masih ada Rony pasti ia akan dihibur oleh laki-laki itu, sayangnya sudah tidak bisa lagi.

bukkh

"adoh!" teriak Nabila saat bahunya ditabrak.

"sorry sorry gak liat." ucapnya.

Nabila mendelik tajam. tahu siapa yang barusan menabraknya? dia adalah Anrez.

"hobi banget sih nabrak orang! kalau ada dendam bilang!" kesal Nabila.

"bukan hobi tapi tubuh lo terlalu mungil kayak bocah." sahut Anrez.

Nabila berdecak kesal, "aku tinggi ya tapi kamu lebih tinggi kayak tiang bendera!"

Anrez tertawa renyah mendengarnya, ia mengangkat sebelah alisnya menatap Nabila, "kok bisa ya bocah ingusan kayak lo udah sekolah SMA."

Nabila mengatur napasnya, ia tak akan terpancing kali ini, ia tak ingin merusak mood nya dalam menghadapi Anrez.

"jalur orang dalam!" balasnya tak santai.

"minggir!" seru Nabila mendorong tubuh Anrez dan melalui laki-laki itu dengan perasaan dongkol.

Anrez menatap penuh makna ke arah Nabila, "seru juga ganggu tuh anak."

***

"gue duluan ya." pamit Anggis saat sopir pribadi nya sudah menjemput nya.

"hati-hati Anggis." ucap Nabila.

"woi Do duluan yaa." pamit Anggis kedua kalinya karena Edo tak menyahut.

"oh iya Anggis sampai ketemu di akhirat!" celutuk Edo masih fokus dengan ponselnya.

Anggis geram, ia menjitak kepala Edo terlebih dahulu sebelum masuk mobil. Edo berdecak kesal melihat kelakuan Anggis.

Nabila terkekeh melihatnya, "kamu gak pulang Do?"

Edo menggeleng, "nunggu lo di jemput dulu baru pulang."

"tumben perhatian." ucap Nabila.

Edo menggidikkan bahunya acuh, ia kembali fokus pada ponsel nya. sebenernya Edo bisa saja pulang duluan sejak awal karena dia bawa motor sendiri, tapi ia tak bisa meninggalkan Nabila sendirian sebelum Rony menjemput gadis itu. karena itulah pesan Rony padanya tadi pagi lewat pesan WhatsApp. dan Edo sudah berjanji akan itu. akan pulang kalau Rony sudah menjemput Nabila.

selang sepuluh menit berlalu, motor Rony tiba di hadapan Nabila dan Edo. Nabila mengernyitkan keningnya bingung melihat keberadaan Rony di hadapannya.

Rony berjalan mendekati Nabila dan Edo.

"kak Rony ngapain disini?" bingung Nabila.

"jemput lo pulang." balasnya.

"tapi aku nunggu Abi jemput kak."

"Abi yang minta gue buat jemput lo." jawab Rony.

"seriusan?"

Rony mengangguk, "iya."

Edo tersenyum melihat keduanya, "gue duluan ya nab, kak Rony." pamit Edo kembali masuk ke dalam sekolah menuju parkiran.

serendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang