77. yang terpendam

1.1K 143 51
                                    

"carilah orang yang bisa menghargai dan menjaga perasaan kamu. gapapa sederhana asal batin kamu bahagia."

-SERENDIPITY-
🌻🌻🌻

paul tidak jadi menjemput nabila ketika didalam mobil ia melihat di taman sana Nabila telah di tenangkan oleh Rony. Paul tersenyum samar melihatnya.

"Rony lebih baik dari aku ya?"

"maaf nab, kalau sama aku kamu banyak sakitnya. Maaf."

Paul kembali melajukan mobilnya meninggalkan area taman, membiarkan Nabila di tenangkan oleh Rony.

keduanya butuh ruang untuk tidak saling menyakiti.

satu nama terlintas di pikiran Paul. orang yang akan selalu terima Paul apa adanya, orang yang dengan tangan terbuka akan selalu menerima Paul. mobil laki-laki itu berjalan menuju apartemen Salma.

iya Salma.

***

"mau pulang sekarang?" tanya Rony saat ia merasa Nabila jauh lebih tenang.

Nabila mengangguk tersenyum. mendapati itu keduanya pun berjalan meninggalkan taman.

"kak rony."

"iya?"

"muka ku kelihatan banget abis nangis nya ya?" tanya Nabila.

Rony melirik wajah Nabila sebentar, "engga kok."

"jangan bohong kak Rony, muka aku pasti jelek banget yaa." ucap Nabila dengan suara parau nya.

"enggak Nabila." jawab Rony meyakinkan.

"tapi aku tadi nangisnya kejer banget tahu, pasti hidung aku merah mataku sembab banget sekarang? pasti mukaku jelek banget, yakan?" Nabila masih tak percaya diri dengan mukanya sekarang.

Rony menghentikan langkah nya di depan mobil nya, ia berbalik menatap Nabila lebih tepatnya ia mengamati Nabila dari ujung jilbab sampai ujung kaki, lalu ia tersenyum.

"lo tetap sama Nabila, mau lo dandan, mau muka lo abis bangun tidur, mau lo abis nangis sekalipun lo tetap cantik Nabila Taqiyyah." ujar Rony lembut.

nabila membungkam mulut nya saat Rony mengatakan itu, rasanya sangat berbeda dari Rony biasanya Nabila kenal. dari semua tatapan manusia yang pernah Nabila temui, tatapan Rony lah yang dalamnya tak bisa Nabila mengerti artinya.

"ayo masuk mobil, udara malam gak baik buat lo." kata Rony membukakan pintu mobil untuk Nabila.

Nabila mengangguk kikuk memasuki mobil Rony.

***

Salma kembali melihat keadaan Paul yang amburadul seperti bertahun-tahun yang lalu. laki-laki itu datang dengan mata sembab, sangat Salma yakini selama perjalanan tadi Paul menangis.

kalau kondisinya seperti ini, Salma yakin Paul menangis karena ada masalah dengan Nabila.

"sal gue putus sama Nabila..." ungkap Paul susah payah.

Salma menghela napasnya ia tak memberi respon apa-apa selain menenangkan laki-laki itu dengan mengusap lembut punggung Paul membiarkan Paul menangis.

serendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang