19. komang

1.4K 168 12
                                    

Nabila, Anggis, dan Edo sama-sama memandang pada selembar kertas yang tertempel di mading sekolah. dua Minggu lagi sekolah mereka akan mengadakan lomba olahraga, pentas musik dan seni semua siswa-siswi wajib mengikuti salah satu lomba untuk memeriahkan acara yang tak ikut akan denda sepuluh ribu. perlombaan ini sudah ada setiap tahunnya, perlombaan yang diadakan sebelum ujian semester.

"ikut yuk seru deh kayaknya!" kata Edo.

"iya nih, ini juga pertama kalinya kita akan ikut." sahut Anggis, "tapi ambil lomba apa yaa."

"gue kayaknya mau ikut dance deh." ucap Edo yang memang ahli di bidang itu.

"gue kalau ikut mau lomba nari aja kali yaa, pakai nari Bali." pikir Anggis yang masih menimang.

"kalau lo nab?" tanya Edo.

Nabila menggeleng kecil, "gak tahu, bayar denda aja kali yaa."

"gak boleh lah nab! rugi tahu kalau kita gak ikut." seru Anggis.

"iyaa tapi aku ikut lomba apa coba." keluh Nabila yang memang tak punya keahlian khusus seperti Anggis dan Edo.

"lo nyanyi aja lah nab." usul Edo, "suara lo gak jelek-jelek amat kok." Edo memang mengakui suara Nabila memang tidak buruk saat bernyanyi meski bukan seorang penyanyi.

Nabila menggeleng langsung menolak ide Edo itu mentah-mentah, "gak pede aku!"

"ish bener loh nab apa kata Edo." kata Anggis merangkul Nabila, "lomba nyanyi aja nab."

"suara aku biasa aja Anggis, gak pede aku kalau disuruh nyanyi apalagi sendirian." keluh Nabila.

"yaudah ajak kak Paul aja biar gak sendiri." usul Anggis dengan seutas senyumnya.

kali ini Edo yang menggeleng, "ajak kak Rony aja nab! jangan kak Paul."

"ish kak Paul aja nab!" balas Anggis.

"kak Rony!" sungut Edo.

"kak Paul!" seru Anggis tak mau kalah dari Edo.

Nabila menghela napasnya menghadapi pertengkaran kecil Anggis dan Edo, selalu dirinya yang jadi penengah dari perdebatan keduanya.

"udah yaa, diem, nanti aku pikir-pikir deh." putus Nabila.

Anggis dan Edo langsung memandang Nabila dengan senyum yang menggoda.

"jadi ikut pentas musik nab?" tanya Anggis.

"liat nanti deh." balas Nabila, "yaudah kantin yuk!" ajaknya.

Anggis dan Edo mengangguk menyetujui, lalu tiga sekawan itu pun berjalan ke kantin sekolah.

***


Nabila dan Paul semakin akrab, saking akrab nya Nabila malah lebih nyaman memanggil Paul tanpa embel kak lagi di depannya, dan Paul tidak pernah lagi menggunakan bahasa lo gue sejak di malam futsal itu hingga hari ini.

sore ini Paul mengajak Nabila main ke studio musiknya. dan karena Nabila tak ada kegiatan di waktu sore jadi disinilah sekarang ia berada di studio musik milik Paul.

Paul memakai baju Barcelona tim bola favorit nya datang dengan sebuah gitar yang baru ia ambil di kamar.

"nab kamu punya lagu favorit gak?" tanya Paul.

Nabila menoleh, "ada."

"apa?"

"Komang."

serendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang