"sorry karena gue, lo jadi ikut terseret." ucap Paul saat di dalam mobil.
Nabila yang tadinya menatap lampu merah kini menoleh, "gak papa kak."
"lo ada yang luka?" tanya Paul cemas.
Nabila menggeleng, "sakit sedikit di bagian bahu sama tangan kaki memar dikit aja kok, selebihnya aman kak."
Paul menatap memar merah sedikit kebiruan yang dimaksud Nabila, "itu namanya lo terluka."
Nabila terkekeh, "luka kecil gak ngaruh kak. santai aja."
Paul heran menatap Nabila, "lo ke tukang urut aja ya gue anter."
Nabila segera menggeleng ia sangat tidak suka di urut, "gak perlu kak, nanti dia sembuh sendiri kok. kata adik aku kalau luka itu jangan terlalu dimanja ntar dia lambat sembuhnya."
"gak lo harus di urut." tegas Paul.
Nabila menggeleng lagi, "gak perlu! kalau kak Paul merasa bersalah mending jajanin aku makan, kebetulan aku masih lapar." ucap Nabila dengan senyum polosnya.
"lo laper?" tanya Paul.
Nabila lantas mengangguk.
"yaudah biar gue masakin aja. kita ke apartemen gue." putus Paul beriringan lampu di lalu lintas berwarna hijau.
"hah?" beo Nabila kaget.
"kalau lo takut, lo bisa pegang ini," Paul memberikan sebuah pisau kecil yang ada di dashboard mobil.
"pisau?" kaget Nabila ada pisau di dalam mobil.
"lo bisa gunain ini kalau lo merasa gak aman sama gue di apartemen nanti." ucap Paul.
Nabila langsung menggeleng, "gak perlu kak aku percaya kok."
Paul mengangguk kecil.
sementara Nabila kembali ke lamunannya, ia menatap jalanan jakarta yang ramai tanpa tak tahu harus memikirkan apa. jujur saja hari ini berasa begitu panjang baginya, apalagi di culik tadi adalah pengalaman pertamanya. kalau mengingat itu lagi Nabila tersenyum sendiri karena ternyata di culik gak seseram yang sering ia lihat di tv tv. buktinya Nabila bisa makan mie dan berbaur sama penculiknya.
Sesekali Paul melirik Nabila yang tampak anteng disisinya.
***
Rony tak tenang hati, ia diselimuti rasa bersalah, karena saat ini Nabila tak bisa ia hubungi. mengingat pesan terakhir dari Nabila semakin membuat pikiran Rony berlari kemana-mana, ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Nabila.
Rony bersumpah ia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri kalau terjadi sesuatu yang buruk pada Nabila.
"lo kemana nab!" Rony mengacak rambutnya sendiri merasa frustasi saat ia sudah mengelilingi sekolah mencari keberadaan Nabila tapi nihil.
***
Nabila menopang dagunya duduk manis di kursi meja bar kecil milik Paul, gadis itu memperhatikan sibuknya Paul dalam memasak. laki-laki itu sudah mengganti pakaiannya dari pakaian rumah sakit jadi baju santai.
sejujurnya Nabila sedikit takjub dengan kerapian apartemen milik Paul, untuk seukuran laki-laki apartemen ini bisa dibilang sangat bersih, interior nya sangat rapi, dibanding dengan kamarnya mungkin lebih bersih apartemen Paul dibanding kamarnya sendiri.
Paul datang membawa satu piring berisi ayam suwir buatannya ke hadapannya membuat gadis itu mengukir senyum.
"waaah!" mata Nabila berbinar melihatnya, gadis itu tak sabaran untuk mencobanya apalagi aromanya sangat menggugah selera.
KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity
Teen Fictionapa yang pasti pernah di dapatkan manusia? keberuntungan. karena setiap pertemuan akan selalu ada keberuntungan yang menyertainya. bersama atau tidak bersama, memiliki atau tidak memiliki, dipendam atau dikatakan. semuanya tetap dinamakan cinta.