setibanya di bandara, pagi-pagi sekali Paul langsung pergi ke rumah Nabila. entah apa yang ada di pikiran laki-laki itu. mengetahui Nabila merayakan ulang tahun Rony, membuat Paul tak bisa menahan cemburunya.
klek
pintu rumah terbuka, menampilkan sosok Nabila yang masih dengan muka bantal.
"Paul?" kaget Nabila saat melihat keberadaan Paul di jam tujuh pagi.
"pagi Nabila." senyum Paul terukir.
kening Nabila mengernyit bingung, "kamu bukannya seharusnya masih di Bali ya? kok sekarang?"
"pertandingan adu ayam kan udah selesai jadi aku balik jakarta." alibinya.
Nabila menganga ia hampir tak mengerti dengan jalan pikir Paul, bisa-bisanya Paul pulang pergi Bali Jakarta hanya dalam waktu dua hari.
"oh iya ini aku bawain ayam suwir buatan mama aku." Paul memberikan oleh-olehnya.
mata Nabila langsung berbinar menerimanya, dua sudut bibirnya terangkat membentuk senyum.
"waah ayam suwir mas powl!" pekik Nabila bersemangat, "eh tunggu."
"kenapa?"
"ini bukan daging spekta kan?" tanya Nabila was-was.
"bukanlah!"
Nabila terkekeh, "ya siapa tahu kan kamu tega sembelih dia karena udah ada yang baru."
"enggak lah, spekta tetap the best number one." seru Paul membanggakan ayamnya itu.
Nabila mengangguk kecil, "makasih yaaa jauh-jauh bawain dari Bali."
"sama-sama Nabila."
"kamu kesini cuman antar ayam suwir ini?"
Paul menggeleng, "mau ajak kamu jalan juga sih sekalian, mumpung hari Minggu."
"mau gak?" tanya Paul.
"boleh, tapi aku siap-siap dulu agak lama tapi, gak papa?" tanya Nabila.
Paul tersenyum senang, "gak papa, aku tunggu."
"yaudah masuk dulu." ucap Nabila mempersilahkan.
Paul sedikit kaget, "aku boleh masuk? emang gak papa?"
Nabila mengangguk, "gak papa kok, Gaza juga pasti seneng kamu ada di sini."
Paul tersenyum sumringah mendengar nya, perjuangannya dari Bali langsung ke rumah Nabila tak berakhir sia-sia. ia langsung memasuki rumah Nabila setelah di persilahkan.
setiap sudut rumah Nabila dipenuhi dengan foto keluarganya yang ramai. Paul melihat itu tersenyum simpul. keluarga Nabila benar-benar hangat dan cemara. Paul sangat yakin Nabila pasti tidak akan pernah kekurangan kasih sayang dari orang tua.
"Gaza ada abang Paul niih!" seru Nabila.
Gaza yang ada di ruang makan langsung berlari menghampiri Nabila dan Paul disusul oleh Nasywa dan Nelli.
"Abang Paul!" pekik Gaza berhambur memeluk Paul disusul oleh Nasywa.
"nak Paul, ada apa pagi-pagi udah disini?" tanya Nelli ramah.
"Paul kasih ayam suwir dari Bali umaa, buatan mamanya sendiri." Nabila yang menjawab seraya memberikan bungkusan yang tadi Paul berikan padanya.
Nelli menerimanya, "masya Allah makasih banyak yaa nak Paul." ucapnya dengan seutas senyum.
Paul mengangguk kecil, "sama-sama umma."
"Abang Paul sudah makan?" tanya Nasywa ramah.
Paul menggeleng, "belum nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity
Teen Fictionapa yang pasti pernah di dapatkan manusia? keberuntungan. karena setiap pertemuan akan selalu ada keberuntungan yang menyertainya. bersama atau tidak bersama, memiliki atau tidak memiliki, dipendam atau dikatakan. semuanya tetap dinamakan cinta.