84. menuju langit

1.8K 183 62
                                    

"nyatanya perasaan ini memilih abadi."

-SERENDIPITY-
🌻🌻🌻

suara sirene ambulance menggema di halaman rumah sakit dua orang perawat laki-laki mendorong brankar dimana Rony ada di atas sana.

Nabila, Paul, Salma, Fachri, berlari mengikuti dari belakang sampai kaki mereka berhenti di depan ruangan UGD, pintu itu tertutup.

isak tangis Nabila tak berhenti, begitupula Salma dan Paul.

pikiran mereka kalut, semua bisa terjadi di dalam sana, bagaimana jika Rony tidak selamat?

Fachri membawa Nabila kedalam pelukannya untuk menenangkan anaknya itu.

"semua akan baik-baik saja, nak Rony akan selamat, kamu jangan khawatir." hanya itu yang bisa dikatakan Fachri untuk anaknya.

"kak Rony tertembak karena aku, Abi..." parau Nabila di sela tangisnya.

"aku yang salah," lirih Nabila.

"ini bukan salah kamu, jangan salahkan diri kamu sendiri Nabila." ucap Fachri.

"tapi Abi--"

"Rony akan selamat, kamu harus percaya sama Abi." potong Fachri cepat.

Nabila tak bersuara lagi, ia semakin menangis di dalam pelukan Abinya yang mencoba menenangkan nya.

Salma dan Paul yang melihat itu seakan saling tertampar dan disadarkan, bahwa betapa Rony sangat mencintai Nabila. hingga laki-laki itu rela menggantikan posisi Nabila untuk tertembak.

Paul harus mengakui, cinta Rony sangat besar untuk Nabila. ia juga mencintai Nabila, tapi Rony lebih mencintai gadis itu, dengan tulus tanpa menyakiti.

baru kali ini dalam hidup Salma ia melihat cinta yang begitu luas untuk seseorang, dan itu bisa ia lihat dari Rony untuk Nabila. tanpa berbalas Rony selalu mencintai Nabila.

keduanya sangat berharap untuk kesembuhan Rony.

setengah jam mereka menunggu diluar, hingga derap langkah kaki yang terkesan tergesa keluar dari ruangan UGD.

para suster dan ners yang menangani Rony keluar dari ruangan UGD dengan Rony yang masih tidak sadarkan diri bersama dua dokter mereka melalui Nabila, Fachri, Paul, dan Salma.

"suster apa yang terjadi sama pasien?" tanya Paul mencegah langkah salah satu suster.

"pasien kritis, kami harus melakukan tindak operasi." sahutnya sambil berlalu meninggalkan Nabila, Paul, Salma, dan Fachri disana yang ter-patung mendengar nya.

Rony kritis.

nyawanya di ujung tanduk.

semua bisa terjadi bahkan kemungkinan buruk itu bisa terjadi.

"kak Rony!" suara Nabila tercekat menahan tangisnya, tapi gagal.

ada bagian hati Nabila yang ikut terluka mendengar berita itu. tanpa mempedulikan tatapan Paul, Salma, dan Abinya, Nabila berlari menuju ruang dimana Rony di operasi.

kamu harus selamat kak Rony

***

jalur peluru itu menembus daging dan mengenai organ tubuh utama Rony, yakni jantung.

tiga peluru itu menebus dinding jantung Rony menimbulkan pendarahan hebat, dokter telah berupaya untuk memberikan transfusi darah, namun gagal. tubuh Rony menolaknya.

detak jantung Rony berhenti di sepersekian detik kemudian kembali lagi, lalu berhenti lagi kemudian kembali lagi.

dokter telah berupaya sebisa mungkin untuk menyelamatkan nyawa Rony.

serendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang