60. ingkar

983 117 18
                                    

"apa yang lebih tenang dari langit malam? cinta yang tidak dibalut kebohongan"

-SERENDIPITY-
🌻🌻🌻

bertahun-tahun Paul dihantui rasa bersalah akibat kecelakaan itu. ia selalu menyalahkan dirinya sendiri atas koma nya Eca. jika saja dulu dia tidak mengiyakan seruan Eca yang ingin mati karenanya, mungkin kecelakaan hebat itu tak pernah terjadi. atas kejadian di masa lalu itu, Paul ikut terlibat, ia juga salah.

Paul bohong soal bola pada Nabila, nyatanya tak ada masalah apa-apa dengan bola, laki-laki itu terpaksa bohong karena ia tak tahu harus bagaimana mengatakan yang sebenarnya terjadi pada Nabila, lebih tepatnya Paul belum siap menceritakan masa lalunya dengan Nabila.

beralasan karena bola, nyatanya Paul tengah sibuk merawat mantan pacarnya itu.

terhitung dengan hari ini, Paul sudah tiga hari ada di rumah sakit, dengan dasar menebus rasa bersalah di masa lalu. Paul menemani Eca yang masih terbaring lemah di atas brankar.

"cukup Nyoman, aku udah kenyang."

Paul mengangguk, ia menyudahi aktivitas nya menyuapi Eca makan.

"lo minum obat ya, abis itu lo tidur." perintah Paul yang diangguki oleh Eca.

setelah minum obat, Eca terlihat tersenyum melihat betapa telatennya Paul merawatnya selama ini.

kamu masih sama, Nyoman. batin Eca.

"gue pergi dulu ntar gue balik lagi."

"mau kemana?" tanya Eca lirih.

"gue mau ketemu nabila." jawab Paul apa adanya.

Eca menghela napasnya, "aku takut sendiri Nyoman, tunggu sampai Dimas datang yaa."

Paul tak bisa membantah, ia tahu Eca memang takut kesendirian, itu terjadi sejak di tinggal pergi kedua orang tuanya secara bersamaan, gadis itu menjadi sangat takut sendiri.

"iya." putus Paul, ia kembali duduk di samping brankar Eca.

Eca tersenyum senang melihatnya, "Nabila pasti cantik yaa."

Paul tak menjawab.

"Nabila beruntung ya bisa dapetin kamu." ungkap Eca.

"gue yang beruntung, bukan Nabila." sahut Paul.

Eca mengangguk kecil lantas tersenyum, "kalau aku boleh pulang dari rumah sakit, aku mau ketemu sama Nabila, boleh gak?"

"ngapain?"

"aku cuman mau kenalan aja siapa tahu bisa jadi teman, kamu kan tahu sendiri aku gak punya teman cewek sejak aku koma. emang kamu mau aku sama kamu terus?"

"ya enggak lah." ketus Paul.

Eca terkekeh, "makanya aku mau kenalan sama Nabila biar aku punya teman selain kamu. entah kenapa aku ngerasa Nabila pasti orangnya menyenangkan."

"apalagi waktu kamu cerita Nabila itu anaknya random dan ceria, pasti Nabila anaknya juga lucu." sambung Eca.

Paul tersenyum mendengarnya, "kapan-kapan kalau waktunya tepat, gue kenalin."

Eca tersenyum sumringah dibuatnya, "yeayy makasih yaa Nyoman!" girangnya.

***

Nabila menggerutu kesal, sudah satu jam lebih ia menunggu Paul di rumah pohon. tapi yang ditunggu tak kunjung datang. Paul juga tak bisa dihubungi, entah kenapa akhir-akhir ini Paul menjadi sulit memberi kabar padanya.

serendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang