Until I Found You (5)

9.2K 543 14
                                    

Menjadi anak terakhir dan perempuan satu-satunya di keluarga membuat Alula tumbuh besar dengan penuh kasih sayang. Gadis itu selalu dituruti segala keinginannya hingga dia tumbuh menjadi anak yang manja di mata keluarganya.

Sampai ketika Alula memasuki jenjang perkuliahan. Saat dimana dia ditolak di Universitas Negeri mana pun sedangkan sang kakak justru sebaliknya.

Hal itu membuat Alula terpaksa berkuliah di salah satu universitas swasta dengan biaya yang berkali-kali lipat lebih besar.

Dan dari sana lah awal mula Alula sering kali dipojokkan oleh keluarga sang ayah mengingat anak-anak mereka adalah anak berprestasi serta lulusan juga mahasiswa di universitas-universitas ternama.

"Hayo ngelamun."

Alula tersentak ketika seseorang merangkulnya yang tengah duduk seorang diri di rooftop saat jam makan siang.

"Sel, lo enggak kemana-mana?" tanya Alula sambil tersenyum pada temannya itu.

"Enggak gue lagi diet, jadi gue cuman makan buah tadi. Lo enggak makan?" tanya Sellina.

"Enggak begitu lapar. Oh iya gue jadi personal assistant nya Raka," kata Alula yang membuat wajah Sellina langsung berubah.

Wanita jelas terlihat begitu terkejut ketika mendengar pengakuan teman baiknya. Dia tau Raka kembali, tapi dia tidak tau soal Alula yang akan bekerja bersama dengan Raka.

"Aduh gue takut Sel. Gue takut enggak bisa apa-apa," kata Alula sambil menghela nafasnya pelan.

"Bisa bisa," kata Sellina meyakinkan teman baiknya itu.

"Gue beneran... gue beneran enggak pernah kerja apapun. Bener ternyata kata Om sama Tante gue kalau gue ini cuman anak manja yang enggak bisa ngapa-ngapain," ucap Alula pelan.

Gadis itu menunduk dan menatap kedua kakinya. Sedangkan disebelahnya ada Sellina yang tersenyum sambil merangkul dan menepuk-nepuk pundaknya.

"Bisa La bisa. Lo belum coba kan? Semua orang juga selalu mulai dari awal Alula. Lo enggak harus bisa asal lo mau berusaha dan belajar itu bukan masalah," ujar Sellina.

"Gitu ya?" kata Alula.

"Iya! Udah deh kalau lo overthinking malah semakin buat lo kebingungan nanti, jadi bawa santai aja." Sellina menasehati dengan senyuman lebar di wajahnya.

Benar juga. Semakin dia pikirkan malah semakin membuatnya tidak tenang.

"Oke santai ya? Jangan gue pikirin," kata Alula sambil menghela nafasnya panjang.

Sellina tersenyum melihatnya. Temannya yang satu itu memang manja sekali. Yah bagaimana tidak memiliki seorang kakak laki-laki dan lahir sebagai anak terakhir membuatnya selalu dimanjakan.

"Terus gimana reaksi orang tua dan kakak lo waktu tau lo ambil kerjaan ini?" tanya Sellina.

"Kaget malah Papi sampai minta batalin aja, tapi gue enggak mau. Gue bilang sama Papi kalau gue mau coba cari pengalaman dan belajar jadi anak mandiri," kata Alula.

"Terus?"

"Tapi, tetep aja Papi bilang kalau gue enggak betah dan ada orang yang buat gue enggak nyaman disini gue suruh bilang." Alula kembali menambahkan apa yang ayahnya katakan padanya.

"Jadi hari ini lo bakal keluar dari zona nyaman lo La. Gue cuman mau bilang untuk jangan terburu-buru karena dulu gue pun banyak ngeluhnya waktu awal kerja disini, tapi semakin lama gue semakin nyaman sama kerjaan gue. Oh iya dan bener kata Om Edgar kalau ada yang buat lo enggak nyaman kasih tau gue," kata Sellina.

Alula tertawa, tapi tetap mengiyakan perkataan temannya barusan. Dia benar-benar merasa beruntung karena mendapatkan teman seperti Sellina dan Joanna.

••••

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang