Alula tak bisa berhenti menatap ke arah pintu yang tertutup rapat itu. Dia benar-benar tidak tenang memikirkan apa yang Raka dan Caitlyn bicarakan di dalam sana.
Perasaannya tidak karuan. Dia berusaha fokus dan menemani Kaynara di hari bahagia ini. Tapi, ternyata rasa paniknya itu dilihat oleh Edgar yang hari ini pun ikut datang.
Pria paruh baya itu melihat Alula yang terus menatap ke arah pintu dan menghela nafasnya dengan raut wajah cemas. Hal itu membuatnya kembali tertegun karena melihat sang anak begitu mengkhawatirkan seseorang.
Orang suruhannya itu hanya menemukan Caitlyn bertemu seorang pria untuk memberikan sesuatu dan selebihnya wanita itu sibuk dengan pemotretan. Karena itu Alula tak mendapatkan apapun selain foto itu.
"Papa mana? Kenapa Papa lama?"
Suara Kaynara yang bertanya membuat Alula menunduk dan menatapnya. Dia pun kembali menatap pintu itu, tapi masih belum ada tanda kalau Raka akan keluar dari sana.
Ternyata bukan hanya Alula, tapi Ralline pun terlihat bingung dan mulai khawatir memikirkan apa yang keduanya bicarakan di sana.
Sedangkan di dalam sana Caitlyn masih setia menatap Raka yang hanya diam sejak ia mengatakan bahwa Kaynara bukan anak pria itu. Raka masih belum percaya dan tidak akan pernah percaya dengan omong kosongnya.
"Dia anak aku dan Alex. Kamu enggak perlu aku jelasin siapa Alex, kan?" tanya Caitlyn sambil tersenyum.
"Berhenti bicara omong kosong. Kaynara anak aku. Dia anak aku." Raka terus menerus menekankan hal itu pada dirinya sendiri.
"Dia bukan anak kamu, Adipati Raka Gyanendra." Caitlyn kembali mengatakannya dan membuat Raka menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Caitlyn, please.."
Raut wajah pria itu terlihat putus asa sekarang. Dia menatap Caitlyn dengan penuh permohonan agar wanita itu mengatakan bahwa semua ini hanyalah kebohongan.
Tidak mungkin. Tidak mungkin Kaynara bukan anaknya. Bagaimana bisa itu terjadi? Kenapa juga Caitlyn baru mengatakannya saat ini?
Kenapa?
Apa maksudnya?
"Hasilnya udah jelas, kan? Dia bukan anak kamu..."
"CAITLYN!"
Raka membentaknya dengan perasaan yang semakin tidak karuan. Pikirannya mendadak kacau sekarang. Dadanya bergemuruh hebat setelah membaca hasil tes DNA itu dan ditambah dengan perkataan Caitlyn barusan.
Namun, semuanya berbanding terbalik dengan Caitlyn yang sekarang berjalan ke arahnya. Wanita itu menunduk dan mengambil hasil surat hasil tes DNA yang Raka buang ke lantai itu.
"Kaynara.. dia bukan anak kamu, Ka. Kamu bukan ayah kandungnya."
Caitlyn tersenyum sambil menatap Raka. Belum sempat dia bicara lagi pintu diketuk dengan tidak sabaran. Suara Kaynara terdengar tidak sabaran dari luar sana memanggil namanya.
"Wah dia datang. Anak kamu.. ah salah maksudnya anak aku menghampiri kita," kata Caitlyn yang membuat Raka mengepalkan tangannya kuat-kuat.
Saat Caitlyn ingin pergi membuka pintu Raka menariknya tangan wanita itu dengan kasar. Dia menatap Caitlyn dengan penuh kebencian, tapi dibalik itu ada ketakutan yang menyelimutinya.
"Dia anak aku."
"Alex enggak percaya itu anaknya. Karena itu aku minta pertanggungjawaban kamu.."
"F*CK!"
Raka mendorong tubuh Caitlyn cukup kuat hingga wanita itu terjatuh, tapi dia malah tertawa sambil menatap Raka yang terlihat semakin kalut.
Bersamaan dengan itu pintu terbuka yang membuat Caitlyn menatap ke arah sana. Dia berdiri ketika melihat Kaynara yang berlari ke arah mereka.
