Setelah hari itu Raka tau bahwa hubungannya dan Alula akan berubah. Seminggu setelah mereka pergi ke pasar malam bersama dengan sang anak mereka semakin dekat.
Raka jadi sering menghubungi Alula di luar konteks pekerjaan. Mereka juga selalu makan siang dan pulang bersama. Meskipun biasanya juga begitu, tapi kali ini rasanya berbeda untuk Raka.
Dia jadi lebih terbuka pada gadis itu. Raka tak banyak diam dan sering mengobrol dengan Alula yang sekarang dia tau kalau Alula adalah gadis yang cerewet.
"Terus itu Kak..."
Seperti sekarang misalnya. Gadis itu tengah bercerita tentang pengalamannya yang pernah dilabrak oleh seseorang ketika mereka sedang makan siang bersama.
Menurutnya Alula itu sangat ekspresif. Raka suka melihat ekspresi gadis itu yang terus berubah-ubah selama ia bercerita.
"Aneh banget, kan? Padahal aku enggak tau kalau dia udah punya pacar. Soalnya dia bilang sama aku kalau dia masih jomblo," kata Alula mengakhiri ceritanya.
"Terus kamu gimana waktu disamperin ceweknya?" tanya Raka yang ingin agar gadis itu terus bercerita.
"Ya aku kasih tau aja yang sebenernya. Lagian kan Kak aku enggak ngapa-ngapain, kami cuman chatan. Untung aku enggak sempet jalan bareng mungkin kalau sampai jalan bareng aku ditampar sama ceweknya. Lagian cowoknya kurang ajar banget udah punya pacar masih cari cewek lain," omel gadis itu dengan perasaan kesal.
Kalimat terakhir yang gadis ucapkan berhasil membuat Raka langsung terdiam. Ingatan masa lalunya langsung datang setelah mendengar hal itu.
Raka menunduk sejenak. Dia berusaha untuk bersikap biasa saja meskipun perkataan itu mengganggunya. Kesalahan yang dia lakukan di masa lalu itu akan terus menghantuinya.
Kesalahan yang telah mengubah hidup Raka sepenuhnya.
"Oh iya Kak tadi kata Bang Andrew di chat katanya Kak Raka suruh temui dia di kantor," kata Alula setelah dia menyelesaikan semua ceritanya.
Raka mengangguk paham. Dia kembali menyantap makan siangnya dengan perasaan yang telah berubah. Setiap kali diingatkan dengan kesalahannya di masa lalu Raka tidak bisa membohongi dirinya untuk lari dari fakta yang satu itu.
Fakta bahwa dia pernah berselingkuh.
Fakta bahwa dia adalah pria yang sangat brengsek di masa lalu.
"Alula."
"Iya?"
Raka mendongak dan menatap gadis itu selama beberapa detik. Kedekatan mereka seminggu belakangan ini membuat Raka sedikit bimbang dengan perasaannya sendiri.
"Kamu..."
Belum sempat Raka menyelesaikan perkataannya ponsel Alula yang ada di atas meja berbunyi. Raka langsung menatap Alula yang juga tengah menatapnya.
"Bang Andrew."
"Angkat aja," kata Raka.
Alula mengangguk singkat. Dia langsung mengangkat panggilan itu dan berbicara di telepon. Dalam diam Raka memperhatikan gadis itu dan tanpa sadar pria itu tersenyum.
Entahlah perasaannya memang tidak bisa ditebak belakangan ini. Setelah mereka pergi ke pasar malam bersama Kaynara dia tidak bisa berhenti memikirkan gadis yang kini duduk di hadapannya.
Tapi... perbedaan mereka cukup banyak.
••••
"Bali?"
Raka bertanya untuk memastikan bahwa dia tidak salah dengar. Setelah makan siang mereka pergi ke kantor dan menemui Andrew yang katanya ingin membahas hal penting.