Jantung Alula berdegup dengan kencang setelah ia sampai di rumah kakaknya. Dia tidak tau apa yang ingin kakaknya bicarakan karena jujur saja mereka jarang bicara berdua.
Alula memang dekat dengan kakaknya, tapi mereka jarang terlibat percakapan serius. Malam ini Alula pun pulang ke rumah kakaknya atas permintaan Alvin sendiri.
Dia diantar oleh Raka ke sini dan ketika masuk ia langsung disambut oleh Azura, keponakannya dan Gisell, kakak iparnya.
Mereka menyambutnya dengan ramah. Terutama Azura yang terlihat senang karena dia akan menginap disini.
"Alvin di ruang kerjanya. Katanya kamu ke sana aja," kata Gisell.
Alula jadi semakin panas dingin ketika mendengarnya. Lagian ini mendadak sekali dia jadi takut.
"Enggak ada apa-apa, Alula. Kakak kamu cuman mau bicara aja," kata Gisella menenangkan.
Alula mengangguk faham. Kemudian dia pergi ke lantai atas dan mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruang kerja kakaknya.
Di sana dia melihat Alvin yang sedang duduk sambil menikmati secangkir kopi dan memeriksa beberapa berkas. Pria itu pun meminta adiknya untuk duduk di hadapannya yang langsung Alula turuti.
"Ke sini sama siapa?" tanya Alvin tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas itu.
"Di antar Kak Raka tadi," kata Alula dengan canggung.
"Oh sekalian dia pulang, ya?" tanya Alvin lagi.
"Iya, Kak. Kak Alvin kenapa panggil aku?" tanya Alula penasaran.
Alvin menutup berkas itu dan meletakkannya di meja. Kemudian ia beralih menatap adiknya yang terlihat gugup.
"Sering pulang sama Raka?" tanya Alvin.
"Em sering."
Alvin mengangguk lagi lalu ia meminum kopinya sedikit sebelum kembali bicara pada adiknya.
"Kakak enggak begitu kenal Raka, tapi kami beberapa kali bertemu di sekolah entah ketika pembagian raport atau ketika ada kegiatan di sekolah," kata Alvin.
Kedua tangan Alula menggenggam erat-erat rok yang ia kenakan. Tak lama kemudian pintu terbuka dan Gisell masuk ke dalam membawakan minum untuk Alula.
Setelah kakak iparnya itu melakukan itu Alula tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
"Santai aja jangan tegang gitu," kata Gisell sambil tertawa kecil.
Alula mengangguk singkat. Dia menatap kakaknya yang diam selama beberapa saat hingga istrinya keluar dan meninggalkan kakak beradik itu berdua.
Sebenarnya ini memang bukan urusan Alvin, tapi dia perlu memastikan hal ini agar bisa membela adiknya dari orang tua mereka.
"Kamu pacaran sama Raka?"
Dan akhirnya pertanyaan itu keluar juga. Alula langsung diam. Gadis itu kebingungan dan gelisah sendiri karena mendapatkan pertanyaan itu.
Kenapa kakaknya bisa tau?
Apa orang tuanya juga tau?
Apa orang tuanya tidak akan mengizinkan dia dan Raka untuk berpacaran?
"Hey jangan panik begitu. Kakak hanya tanya Alula, jadi jawab jujur saja. Kakak sama sekali tidak masalah kamu berpacaran dengan siapa selagi dia orang yang baik dan bisa memperlakukan kamu dengan baik juga," kata Alvin menenangkan.
Alula menundukkan kepalanya. Dia tidak tau harus percaya ucapan itu atau tidak.
"Alula."
"Iya."