••••
••••
"Jangan nakal, oke? Harus nurut sama Oma."
Raka mensejajarkan tinggi badannya dengan sang anak. Pria itu tersenyum sambil menatap Kaynara yang sekarang ada di hadapannya.
Seperti yang sudah dia katakan pada anaknya bahwa sore ini dia akan pergi keluar kota selama beberapa hari. Untungnya sang anak cukup pengertian untuk hal itu.
"Iya. Papa hati-hati, ya? Nanti telepon aku," kata Kaynara dengan penuh semangat.
Raka menganggukkan kepalanya. Dia mengusap kepala sang anak dengan penuh kasih sayang lalu berdiri dan menatap ibunya.
"Raka titip Kaynara sebentar, ya?" pintanya pada sang ibu.
"Iya, jangan pikirkan Kaynara karena Mama bakal jagain dia. Kamu fokus dan selesaikan saja pekerjaan kamu di sana," kata Ralline.
"Terima kasih, Ma. Kalau Caitlyn datang dan ingin mengajak Kaynara pergi.. jangan izinkan kalau Kaynara enggak mau ya Ma." Raka mengatakan itu untuk berjaga-jaga kalau Caitlyn datang ketika dia tidak ada.
Ralline mengangguk paham. Kemudian dia menatap Raka yang mencium kening anaknya lalu mencium punggung tangan serta kedua pipinya sebelum pergi.
"Dadah Papa."
Raka melambaikan tangannya sebelum ia masuk ke dalam mobil yang dibawa oleh supir ayahnya. Sekarang dia pergi untuk menyusul Alula ke rumahnya karena semalam Raka bilang bahwa dia akan pergi menyusul gadis itu ke rumahnya.
Di perjalanan Raka tersenyum. Pria itu mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan menghubungi Alula. Dia mengabari kalau sekarang dirinya sedang dalam perjalanan ke rumah gadis itu.
Dan mereka malah saling berbalas pesan. Raka benar-benar tidak bisa menahan senyumnya ketika membaca pesan demi pesan yang Alula kirimkan padanya. Gadis itu terlihat begitu bersemangat bahkan bisa dibilang kalau dia lebih bersemangat dari Raka.
Saat mobil yang dia tumpangi akhirnya berhenti di rumah gadis itu Raka memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. Dia menatap Alula yang masuk ke dalam dan tersenyum manis padanya.
Hari ini Alula terlihat lebih menggemaskan dari biasanya. Jika biasanya gadis itu terlihat dewasa kali ini sebaliknya.
"Kaynara enggak nangis, Kak?"
Itu adalah pertanyaan yang pertama kali Alula ajukan ketika ia masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Raka.