Di sepanjang perjalanan pulang. Diam-diam Ralline memperhatikan interaksi antara sang cucu dengan gadis muda bernama Alula. Sejak Raka mengatakan untuk langsung pulang ke rumah saja dan tidak mengantar Alula terlebih dahulu dia sudah curiga.
Kenapa gadis itu malah pergi ke rumah mereka?
Ralline bertanya-tanya dalam hatinya, tapi dia juga tidak bisa memungkiri bahwa melihat interaksi antara Kaynara dan gadis itu membuat hatinya menghangat. Saat ini Kaynara bahkan malah duduk dipangkuan gadis itu sambil di peluk dari belakang oleh Alula.
Cucunya itu tak berhenti bicara yang ditanggapi dengan antusias oleh Alula. Sedangkan anaknya, dia melihat jika Raka diam-diam memperhatikan keduanya sambil tersenyum.
Tentu Ralline akan sangat senang jika kedua orang itu memiliki hubungan lebih. Karena itu artinya sang anak sudah mau membuka kembali hatinya.
Tapi, dia juga tidak bisa bohong jika dia khawatir.
Dia khawatir jika mungkin hubungan kedua orang itu tidak bisa berjalan mulus. Dia khawatir jika hubungan itu bukan hanya akan menyakiti anaknya saja, tapi juga Kaynara.
Ralline terlalu sibuk dengan segala macam pertanyaan dalam benaknya hingga dia tidak sadar kalau mereka sudah sampai di rumah anaknya.
"Ma? Mama enggak mau turun?"
Suara anaknya membuat Ralline tersentak. Dia tersenyum pada Raka sebelum ikut turun bersama dengan yang lainnya. Mereka pun masuk ke dalam rumah mewah milik Raka yang hanya pria itu tinggali bersama dengan anaknya.
"Alula bagaimana?" tanya Ralline ketika dia berjalan disamping anaknya.
"Nanti Raka yang antar dia ke rumahnya," kata Raka.
Ralline mengangguk singkat. Meskipun ada banyak pertanyaan dalam benaknya, tapi dia mengurungkan niatnya untuk bertanya.
"Ayo Tante Alula."
Kaynara terlihat begitu bahagia karena Alula ke rumahnya. Anak itu menggandeng tangan Alula yang membuat gadis itu tersenyum sambil menatapnya.
"Kaynara sama Tante Alula sebentar, ya? Papa mau ngobrol sama Oma," kata Raka.
Anak itu mengangguk patuh.
"Biarkan saja koper kamu disitu. Saya mau bicara sama Mama sebentar," kata Raka.
Alula hanya tersenyum sambil menatap Raka yang pergi bersama dengan sang ibu menuju ruang tengah. Sedangkan dirinya bersama dengan Kaynara di ruang tamu. Anak itu mengajaknya untuk duduk yang membuat keduanya kini duduk bersebelahan.
Kaynara tak berhenti menatap Alula dengan senyuman manis di wajahnya.
"Kaynara sudah enggak papa sekarang?" tanya Alula dengan penuh kelembutan.
"Sudah, kemarin aku takut, tapi sekarang sudah enggak takut lagi. Aku enggak mau dijemput Mama lagi," katanya jujur.
Alula tersenyum tipis saat mendengarnya. Kemudian dia menatap ke seluruh bagian rumah ini. Terakhir kali ia datang adalah ketika dia mengambil ponselnya yang tertinggal.
Rumah ini sangat besar untuk ditinggali oleh dua orang saja karena Raka sendiri tidak memiliki asisten rumah tangga sama sekali.
"Tante Alula.."
Alula bergumam pelan sambil mengalihkan lagi pandangannya ke arah anak itu.
"Tante Alula sama Papa pacaran, kan? Ayo Tante ngaku sama akuu sekarang."
Alula pun diam ketika mendengarnya. Dia menatap Kaynara yang tengah menunggu jawabannya dengan raut wajah galaknya yang malah membuat anak itu terlihat lucu.
