"I got you, Caitlyn."
Alula tersenyum puas ketika mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk menghadapi wanita licik itu. Dapat ia pastikan jika kali ini Caitlyn tidak akan menang karena yang wanita itu hadapi bukan hanya Raka saja, tapi juga dia.
Alula sangat benci ketika ada orang yang mengusik orang yang ia sayangi. Setelah kejadian dua hari yang lalu itu Alula dapat melihat perubahan dalam diri suaminya.
Kini Raka sering kali merenung ketika sedang sendirian. Hal itu yang membuat Alula semakin gencar mencari cara untuk bisa membuat Caitlyn diam dan kini ia mendapatkannya.
"Gue enggak ada bukti untuk yang satu ini, tapi Caitlyn memang mau banget ambil Kaynara lagi karena ada tawaran menarik dari agensinya. Kaynara cantik dan berpotensi untuk masuk ke dalam dunia modeling atau entertainment. Caitlyn enggak mau menyia-nyiakan hal itu,'" kata orang di hadapannya yang membuat Alula langsung menatapnya.
Senyuman di wajahnya langsung hilang begitu ia mendengarnya. Caitlyn memang gila, tapi dia tidak tau bahwa wanita itu bisa segila dan selicik ini.
"Gue awalnya enggak mau ikut campur, tapi dia keterlaluan. Sejak tau kalau dia ada rencana sama mantan pacarnya yang ternyata ayah kandung Kaynara itu gue ngerasa kalau dia udah salah banget," katanya.
Mendengar itu Alula langsung mendengus kesal. Padahal dari dulu Caitlyn sudah tidak waras dan pria itu mau-mau saja dengan wanita tidak waras seperti Caitlyn.
"Lo kemana aja?" tanya Alula dengan ketus.
"Gue harap itu bisa bantu. Kaynara masih kecil dan beberapa kali ketemu gue tau kalau dia anak yang baik, jadi jahat banget kalau Caitlyn mau memperalat dia. Apalagi sampai menjadikan anak itu ladang penghasilan untuk memenuhi gaya hidup selangitnya," ujar pria itu.
Alula mengangguk singkat. Meskipun kesal pada pria itu, tapi kalau bukan karena dia tidak mungkin Alula bisa mendapatkan harta karun untuk menghancurkan Caitlyn ini.
Sebenarnya Alula ingin mengatasi sendiri, tapi dia rasa Raka yang lebih berhak untuk melakukannya. Karena ini semua menyangkut perlakuan buruk Caitlyn terhadap Kaynara di belakang pria itu.
"Udah, kan? Kalau gitu gue pamit. Sampaikan maaf gue ke Raka karena baru ngasih tau hal ini dan satu lagi... Caitlyn memang pantas untuk dapat balasan."
Alula mengangguk mengiyakan permintaannya untuk menyampaikan kata maaf pada Raka.
"Kak Ethan."
"Iya?"
"Putusin tuh mak lampir," kata Alula yang membuat pria itu tertawa kecil.
"Udah, gue sama dia udah putus sejak seminggu yang lalu." Ethan menanggapinya dengan tawa kecil.
"Alula mungkin lo enggak tau, tapi sejak cerai bahkan mungkin sampai sekarang Caitlyn masih sering dapat uang dari Raka dan nominalnya enggak kecil. Kesepakatan karena hak asuh Kaynara jatuh ke tangan Raka," jelas pria itu pada Alula yang kini terdiam.
"Gue pamit. Semoga itu bisa membantu kalian untuk kasih pelajaran ke Caitlyn," kata Ethan sebelum benar-benar pergi dan meninggalkan Alula sendirian.
Sampai pria itu menghilang dari pandangannya Alula masih diam. Rasa bencinya semakin besar ketika Raka bahkan masih membiayai wanita licik yang selalu menusuknya dari belakang itu.
Kedua tangannya yang berada di atas meja mengepal dengan kuat. Kenapa Raka harus melakukan itu semua?
Apa karena rasa bersalah? Atau hanya sekedar bentuk tanggung jawab? Tapi, Caitlyn sendiri tidak menunjukkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.