"Aku senang. Akhirnya aku bisa tidur sama Mama juga. Biasanya aku cuman sendiri kalau enggak cuman sama Papa aja."
Rasa kesal yang semula ada mendadak hilang dalam waktu singkat ketika Raka mendengar kalimat itu keluar dari bibir anaknya. Saat ini Kaynara yang berada ditengah-tengah antara dirinya dengan Alula itu tersenyum dengan lebar.
Melihat hal itu membuat Raka tersentuh. Sejak kecil Kaynara memang hanya terbiasa dengannya atau kedua orang tuanya. Kini melihat kebahagiaan yang tergambar jelas diwajah anaknya membuat Raka mengeratkan pelukan pada anak itu.
"Nanti aku mau pamer kalau sudah punya Mama baru. Mama Alula sekarang sudah jadi Mama aku beneran hehe aku senang," katanya sambil menoleh dan menatap Alula yang kini tersenyum padanya.
"Mama juga nanti mau pamer kalau punya anak yang cantik, lucu dan pintar seperti Kaynara." Alula membalas dan membuat anak itu tersenyum semakin lebar.
Tak lama dari itu sebuah ciuman mendarat di puncak kepalanya. Ia dan Raka memeluk sayang Kaynara yang kini memejamkan mata karena sudah mulai mengantuk.
Diam-diam Alula menatap suaminya yang ikut memejamkan mata. Sungguh, dia tidak mengerti kenapa Caitlyn sampai sejahat itu pada Raka dan anak ini.
Bahkan meskipun Caitlyn membenci Raka, tapi kenapa ia sanggup menyakiti hati anak manis ini?
Kenapa dia sampai hati menyakiti Kaynara yang selalu tulus pada orang-orang yang ia sayangi?
Alula tidak pernah mengerti. Bahkan menurutnya apapun sebabnya tidak seharusnya Caitlyn sampai melakukan hal sejahat ini pada keduanya.
Sampai sekarang Alula masih menatap Raka yang kini membuka mata dan menatapnya dengan senyuman. Alula melepaskan sejenak pelukannya pada Kaynara untuk dapat memberikan usapan lembut di pipi suaminya.
Kenapa Caitlyn sampai hati menyakiti Raka yang setengah mati berusaha untuk bangkit dari masa lalunya?
Kenapa Caitlyn terus membuat Raka membenci dirinya sendiri?
"Sepertinya Kaynara sudah tidur," ucap Raka pelan.
Perkataannya barusan membuat Alula menunduk dan menatap Kaynara yang sudah terlihat lelap. Anak itu tidur dengan senyuman di wajahnya yang membuat Alula gemas dan mencium pelan pipinya.
"Lusa nanti, aku mau kasih tau Mama soal Kaynara." Raka tiba-tiba mengatakan hal itu padanya.
"Rasanya kalau dipendam terlalu lama pun tidak akan merubah kenyataan itu, jadi aku rasa akan lebih baik kalau aku kasih tau Mama sama Papa secepatnya," kata Raka lagi.
Alula hanya tersenyum sambil mengusap pelan lengan pria itu. Berusaha memberikan ketenangan karena tau jika Raka sebenarnya gusar dan takut untuk memberitahu hal itu pada orang tuanya.
Membayangkan akan seperti apa reaksi mereka. Lalu akan seperti apa mereka bersikap pada Kaynara setelah mengetahui kenyataan itu memenuhi kepalanya.
Raka takut dan Alula tau itu.
••••
Pagi-pagi buta ketika Alula membuka matanya. Ia hanya melihat Kaynara di sampingnya. Tidak ada Raka yang semalam tidur bersama mereka padahal sekarang baru pukul lima bahkan di luar masih cukup gelap.
Perlahan Alula pun beranjak dari tempat tidur. Dia sangat berhati-hati agar tidak membangunkan Kaynara yang masih tidur dengan lelap. Ia pergi menuruni tangga untuk mencari keberadaan suaminya.
Dan di sana pria itu berada. Alula melihat Raka di halaman belakang rumah tengah duduk sambil menikmati rokok. Melihat itu ia segera mendekat dan duduk di sebelahnya.