Until I Found You (60)

5.3K 372 20
                                    

Alula tidak tau bagaimana dia harus menggambarkan perasaannya saat ini. Ketika ia melihat sang ayah berbincang akrab dengan Raka serta kedua orang tua pria itu.

Setelah bersiap-siap kini Alula sudah turun dan duduk bersama yang lainnya. Dia tersenyum manis ketika matanya bersitatap dengan Kaynara yang sekarang melambaikan tangan padanya.

Sedangkan itu Raka yang melihat kehadiran kekasihnya tidak bisa menyembunyikan rasa gugup yang mendadak menyerangnya. Dulu dia pikir bahwa ia tidak akan pernah menikah lagi.

Raka sempat berpikir bahwa dia akan menghabiskan sisa hidupnya hanya bersama Kaynara dan tanpa seorang pasangan.

Tapi, hari ini... hari ini Raka datang untuk melamar seseorang.

Bukan hal yang mudah bagi Raka untuk bisa sampai di sini. Berkali-kali dia berdebat dengan pikirannya sendiri yang masih beranggapan bahwa dia tidak pantas untuk menjadi pasangan hidup seseorang.

Namun untuk kali ini Raka membuang jauh-jauh semua pikiran itu. Dia percaya bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua dan Raka akan menggunakan kesempatan itu untuk membuktikan bahwa dia pantas... dia pantas untuk menjadi pasangan hidup seseorang.

"Raka?"

Panggilan sang ayah serta senggolan pada kakinya membuat Raka tersentak. Dia berdeham pelan sebelum kembali menatap Alula dan kedua orang tua gadis itu secara bergantian.

"Jadi bagaimana, Raka?" tanya Edgar sambil tersenyum.

Pria paruh baya itu terlihat lebih ramah dari sebelumnya. Dia benar-benar terlihat seperti sudah menerima Raka sebagai kekasih dari anak perempuannya.

"Sebelumnya terima kasih karena Om Edgar sudah memberikan saya izin," kata Raka yang membuat Alula menatap wajah berseri pria itu.

Raka pun ikut menatapnya untuk waktu yang lama. Sebelum ia mengucapkan sesuatu yang membuat Alula rasanya ingin melompat sangking senangnya.

"Kedatangan saya bersama dengan kedua orang tua dan juga anak perempuan saya Kaynara adalah untuk melamar Alula.."

Kalimat itu Raka ucapkan dengan sangat lancar sambil terus menatap gadisnya yang tersenyum lebar dan pipi memerah.

"Saya menginginkan Alula untuk menjadi pendamping hidup saya. Untuk menjadi ibu dari Kaynara dan anak-anak kami nantinya."

Raka tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya setelah berhasil mengatakan hal itu. Dia pun menatap kedua orang tua Alula yang masih diam.

Tak lama kemudian Edgar tersenyum. Pria paruh baya itu menatap anaknya dan Raka secara bergantian lalu mengatakan...

"Tanya pada Alula. Apa dia bersedia untuk menikah dengan kamu atau tidak? Jawaban kami tergantung padanya," kata Edgar yang membuat Alula menatapnya dengan penuh kebahagiaan.

Alula tidak menyangka bahwa dia akan mendengar jawaban seperti itu akan keluar dari bibir ayahnya.

"Alula, apa kamu mau menjadi pendamping hidup saya? Apa kamu mau menghabiskan sisa hidup kamu bersama saya, Kaynara dan anak-anak kita kelak?" tanya Raka tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari Alula.

Alula menggigit bibir bawahnya cukup kuat. Dia sekuat tenaga menahan untuk tidak berteriak dan melompat ke dalam pelukan pria itu sambil menjawab AKU MAU.

Kini Alula berusaha untuk bersikap seanggun mungkin karena ada orang tuanya dan Raka di sini. Belum lagi dengan kehadiran Kaynara ditengah-tengah mereka.

Alula tidak mau Kaynara melihat kalau calon ibunya sedikit brutal pada ayah kesayangannya.

Jadi Alula mengangguk dengan wajah memerah dan membuat Raka tersenyum bahagia.

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang