••••
'Bang, gue pulang sekarang, ya.'
Nyawa Andrew belum kembali seutuhnya ketika Raka tiba-tiba membangunkannya jam satu malam dan mengatakan hal yang sangat tidak masuk akal itu melalui telepon. Andrew mengusap pelan matanya lalu melihat ponselnya untuk memastikan bahwa ini benar atau dia sedang bermimpi.
Panggilan itu tersambung. Kini Andrew membenarkan posisinya dan berbicara pada Raka dengan penuh kekesalan.
"Enggak usah ngaco!" seru Andrew kesal.
Tidur nyenyaknya diganggu hanya untuk mendengar hal tidak masuk akal ini.
'Sumpah, Bang gue pulang sekarang, ya.'
"Apa sih, Ka?! Ngelindur lo??? Liat jam sekarang. Lo pikir Bali ke Jakarta cuman lima menit????" tanya Andrew kesal.
'Kalau gitu besok pagi. Gue pulang besok pagi. Gue bakal cari penerbangan paling pagi. Besok pulang, ya, Bang?'
"Enggak! Lo masih ada jadwal besok," tolak Andrew yang semakin emosi pada Raka.
'Yaudah selesai pemotretan gue pulang. Malem enggak usah ikut acara...'
"Enggak! Kita pulang sesuai jadwal." Andrew tetap menolak permintaan aneh Raka ditengah malam seperti ini.
'Bang...'
"Enggak! Lo jangan aneh-aneh, Ka." Andrew kembali mengomelinya.
"Dah sekarang gue mau balik tidur lo..."
'Alula hamil. Dia kayaknya sengaja enggak mau ngasih tau ke gue.'
"Haa?"
'Kaynara enggak sengaja bilang. Bang, pulang, ya.'
Andrew diam sejenak ketika mendengar rengekan dari Raka. Dia memijat pelan dahinya sebelum memberikan jawaban.
"Enggak, Ka. Lo harus tetap profesional dan mungkin Alula memang sengaja enggak bilang karena tau lo bakal langsung pulang kalau tau kabar ini," kata Andrew yang masih tidak mengizinkannya untuk pulang.
"Alula baik-baik aja, kan? Cuman satu hari lagi, Ka. Lo harus tetap stay disina sampai besok," kata Andrew yang membuat helaan nafas terdengar.
'Banggg kalau ada denda gue bayar sumpah, tapi besok pulang.'
Andrew menghela nafasnya lelah ketika mendengar perkataan Raka yang masih memaksa untuk pulang.
"Bukan masalah itu, Ka. Gue juga bisa bayar, tapi lo harus tetap profesional dan Alula juga baik-baik aja, kan? Dia enggak kenapa-kenapa, jadi lo sabar dulu sehari doang, Ka. Gue deh yang bilang ke Alula nanti," bujuk Andrew.
Raka diam dan tidak memberikan tanggapan apapun. Dia kesal sekali sekarang. Ingin sekali rasanya Raka langsung berlari pulang ke rumah dan memeluk Alula lalu menanyakan apakah ini benar atau tidak.
Raka tidak tau seperti apa reaksinya ketika membaca pesan yang dikirimkan oleh sang anak melalui ponsel istrinya. Dia bahkan nyaris melempar ponsel sangking terkejutnya.
Seandainya tidak memikirkan waktu dia pasti sudah menelpon dan menanyakan kebenarannya, tapi karena sudah jam satu malam Raka mengurungkan niatnya untuk melakukan itu.
"Ah elah yaudah! Besok lo pulang, tapi malam. Gue coba atur semuanya, tapi lo tetep dateng ke acara meskipun sebentar. Nanti sisanya biar gue yang atur," kata Andrew mengalah.
Andrew seharusnya dapat melihat senyum sumringah Raka sekarang, tapi belum sempat dia berterima kasih pria itu sudah kembali mengomelinya.
"Udah enggak usah banyak tanya lagi. Gue ngantuk mau tidur. Besok biar gue urus semuanya."