Until I Found You (58)

5.7K 411 32
                                        

"Papi akan minta Raka menikahi Alula."

Satu kalimat yang keluar dari bibir suaminya itu membuat Kiara yang baru ingin menyuapi sarapan itu langsung diam. Selama beberapa detik Kiara benar-benar hanya diam dengan mulut yang sedikit terbuka sangking terkejutnya.

Dia melihat suaminya yang meletakkan sendok di tangannya lalu berdeham pelan dan menatap ke arahnya.

"Papi enggak mau lihat anak kita sedih apalagi sampai masuk rumah sakit seperti dulu, tapi Papi juga enggak bisa membiarkan mereka berpacaran begitu saja.."

Edgar berbicara, tapi bahkan istrinya masih berusaha mencerna kalimat pertama yang pria itu katakan padanya. Dia masih berusaha untuk mempercayai kata-kata itu karena rasanya itu terlalu cepat.

"Sepertinya Raka tidak seburuk itu, tapi Papi belum sepenuhnya percaya..."

"Nanti. Sebentar jangan dilanjutkan dulu, Pi. Mami mikir dulu sebentar," kata Kiara yang masih belum mempercayai kata-kata suaminya.

"Papi serius, Mi." Edgar berusaha meyakinkan.

"Tiba-tiba banget?" kata Kiara sambil menatap suaminya itu.

"Setelah melihat mereka di acara ulang tahun anak itu Papi jadi tidak tega kalau harus memisahkan mereka, tapi Papi juga enggak bisa percaya sepenuhnya sama Raka," kata Edgar.

"Kenapa?" tanya Kiara penasaran.

"Tentu saja karena mereka bekerja bersama, Mi. Mereka berdua itu sering bekerja sampai malam apalagi sudah dua kali mereka keluar kota dan menginap. Papi enggak mau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.. tapi, bukan tidak diinginkan karena Papi juga tidak akan menolak kalau diberi cucu lagi hanya saja Papi tidak mau kalau secara tiba-tiba. Papi takut mereka buat Papi jantungan," kata Edgar panjang lebar yang membuat sang istri melongo tidak percaya.

"Papi mikirnya terlalu jauh," ujarnya.

Edgar pun segera menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Kita harus memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi, Mi. Selain itu kalau Raka memang serius pasti dia tidak akan masalah dengan permintaan Papi karena itu bukti keseriusan dia dengan anak kita," kata Edgar yakin.

"Iya, tapi Papi berpikir terlalu jauh Alula tidak mungkin..."

"Mereka sudah dewasa, Mi. Meskipun Alula masih manja dan bersikap kekanakan, tapi dia bukan anak kecil, apalagi Raka. Pokoknya Papi enggak mau dapat cucu tiba-tiba, mereka harus menikah dulu baru Papi tenang dan yakin kalau Raka memang serius, jadi kalau dapat cucu lagi Papi senang bukan malah nampar atau mukul orang," kata Edgar.

Raut wajahnya sangat serius hingga membuat Kiara menggelengkan kepalanya pelan sambil menahan senyum. Suaminya itu memang terkadang tidak terduga, meskipun sering kali memaksa anak-anaknya, tapi Kiara tau kalau pria itu sangat menyayangi kedua anak mereka.

Entah itu Alvin ataupun Alula. Dia juga tau betapa Edgar menyesal pernah memaksa Alvin menerima perjodohan. Meskipun sejak awal dia sangat yakin mereka akan bisa menerima satu sama lain, tapi ketika tau bahwa anaknya itu bahkan tertidur di ranjang yang terpisah dengan istrinya membuat Edgar merasa sangat bersalah.

Sampai ketika Alvin dan menantunya itu mulai bisa menerima satu sama lain hingga akhirnya dikarunia satu orang anak. Saat itulah Edgar merasa sedikit lebih baik.

Dan dia tidak mau dia melakukan hal yang sama pada Alula. Memaksa dan membuat anaknya itu menderita hanya karena pilihannya.

"Menurut Mami gimana? Mami setuju sama Papi?" tanya Edgar yang membuat Kiara tersentak.

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang