Raka tidak tau kapan terakhir kali ia memiliki perasaan seperti ini pada perempuan. Setelah berakhirnya hubungan antara dia dan Laura juga perceraian yang terjadi antara dirinya dan Caitlyn, dia tidak pernah lagi berpikiran untuk dekat dengan wanita.
Selama ini Raka lebih fokus pada Kaynara. Meskipun sesekali ia memang mencoba hal itu, tapi tetap saja Raka tidak bisa melakukannya. Dia merasa tidak tertarik hingga memutuskan untuk tidak mendekati mereka lagi.
Bahkan orang tua dan temannya saja sampai menyerah. Mereka berhenti mengenalkan Raka dengan wanita.
Hingga hari ini datang. Ketika Raka kembali dibuat tertarik oleh kehadiran seorang wanita yang belakangan ini selalu ada di dekatnya.
Alula Xaviera. Saat pertama kali mengenal gadis itu Raka tidak pernah tertarik padanya. Dia bersikap biasa saja dan hanya berkomunikasi masalah pekerjaan.
Sampai akhirnya Kaynara yang sering kali membicarakan gadis itu membuat Raka diam-diam sering memperhatikannya. Tapi dia pun tidak pernah ada keinginan untuk mendekatinya... dia hanya penasaran.
Dan ya semua ini terjadi.
"Papa kenapa senyum senyum?"
Pertanyaan yang diajukan oleh anaknya itu membuat Raka langsung menunduk dan menatap Kaynara. Dia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan sebagai tanggapan.
Sial! Dia bahkan tidak sadar kalau dia baru saja tersenyum.
"Kaynara."
Kaynara menjawabnya dengan senyuman. Anak itu duduk disebelah ayahnya sambil menatapnya dengan wajah lucunya.
"Menurut Kaynara... Tante Alula itu gimana?" tanya Raka penasaran.
Mendengar nama Alula disebut anak itu langsung tersenyum lebar. Dia terlihat begitu antusias ketika disuruh bercerita tentang Alula.
"Baik! Tante Alula itu baik sekali sama aku. Tante Alula sering anterin aku beli coklat terus ke kamar mandi. Habis itu Tante Alula juga nemenin Papa kerja terus dan Tante Alula enggak galak. Kita sering main game bareng di handphone Tante Alula," kata Kaynara dengan penuh semangat.
"Main game? Game apa?" tanya Raka sambil tertawa kecil.
"Aku enggak tau namanya, tapi kita sering main game masak-masak sama make up," jawab anak itu yang membuat Raka tertawa.
"Papa kenapa tanya? Papa suka sama Tante Alula ya? Aku enggak papa kalau Papa pacaran sama Tante Alula." Kaynara mengatakannya sambil menyengir lucu.
Raka hanya tersenyum menanggapinya. Dia mengusap kepala anaknya itu dengan sayang lalu membawa Kaynara untuk duduk dipangkuannya.
"Papa minta maaf, ya? Maafin Papa karena belum bisa bahagiain Kaynara," kata Raka dengan penuh ketulusan.
Anak itu tersenyum dan mengangguk. Kemudian dia memeluk ayahnya dengan sayang.
Raka benar-benar merasa bersalah karena Kaynara harus besar tanpa kasih sayang seorang ibu. Dia merasa bersalah karena tidak bisa membuat Caitlyn menyayangi anak itu hingga memilih untuk pergi ketika usia Kaynara masih satu tahun.
Mungkin saja Kaynara pernah merasa iri dengan teman-temannya yang selalu pergi sekolah bersama ibu mereka. Atau teman-temannya yang merayakan ulang tahun bersama dengan orang tua mereka.
Berbeda dengan Kaynara yang hanya melakukannya bersama dengan Raka sebagai ayahnya. Caitlyn tidak pernah datang bahkan sekalipun wanita datang Kaynara takut padanya.
"Cantiknya Papa. Besok kita jalan-jalan ke pasar malam, mau?" tanya Raka.
Kaynara langsung mengangguk dengan penuh semangat.