"Jangan main-main, Alula. Sudah malam, pergi ke kamar kamu dan tidur."
Raka berusaha keras menahan dirinya. Kedua tangannya ia gunakan untuk melepaskan tangan Alula di pundaknya. Dia berdiri sambil menatap Alula yang sekarang mendongak padanya.
Gadis itu diam sambil menatapnya. Kemudian dia melingkarkan kedua tangannya di leher Raka yang membuat pria itu kembali membuang pandangannya ke arah lain.
"Tidur sama Kakak, boleh?"
"Alula!" tegur Raka yang membuat gadis itu tertawa kecil.
"Terus Kakak mau tidur sama cewek itu?" tanya Alula dengan nada bicaranya yang terdengar kesal.
"Jangan dengarkan Caitlyn," kata Raka lagi.
Wajah Alula berubah cemberut sekarang. Hal itu membuat Raka menghela nafasnya pelan sambil merangkul pinggang gadis itu dengan kedua tangannya.
"Dengar, Alula. Jangan main-main, pergi ke kamar kamu sekarang...."
"Kalau aku enggak mau?" tanya Alula dengan sengaja.
"Alula."
Raka kembali melepaskan kedua tangan gadis itu dan mencubit pipinya cukup kuat.
"Jangan dengarkan Caitlyn. Dia memang sengaja mau buat kamu kesal," katanya.
"Tapi, Kakak juga diem aja. Kakak biasa aja sama dia, enggak marahin dia juga. Kenapa? Jangan-jangan Kakak suka digodain sama dia, ya???" tanya Alula sambil menatap Raka dengan penuh curiga.
"Enggak, astaga kamu jangan mikir yang aneh-aneh. Saya kenal Caitlyn. Mau saya marah-marah pun dia malah bisa semakin jadi makanya saya lebih memilih untuk mendiamkan dia," kata Raka menjelaskan.
"Tapi didiemin juga dia makin jadi sekarang!" seru Alula dengan penuh kekesalan.
"Saya enggak mau kamu berurusan sama dia, Alula." Raka mengatakannya dengan penuh keseriusan.
"Dan aku juga enggak mau Kak Raka terus terusan berurusan sama dia. Aku juga enggak mau dia ganggu kita terus. Memangnya kenapa kalau aku pacaran sama Kakak? Dia pasti enggak terima dan sebenernya masih suka sama Kak Raka." Alula berdecak kesal yang membuat Raka tersenyum melihatnya.
Dia langsung memeluk tubuh kecil Alula itu dengan penuh kasih sayang.
"Saya bakal pastikan dia enggak akan ganggu kita lagi," kata Raka.
"Awas kalau masih ganggu lagi! Aku pokoknya enggak mau dengerin Kak Raka lagi kalau nanti dia gangguin aku. Bakal aku jambak rambutnya kuat-kuat," kata Alula dengan penuh kekesalan.
"Iya, sudah, kan? Sekarang ke kamar dan tidur ini sudah larut. Kamu enggak capek seharian ngomel?" tanya Raka sambil tertawa kecil.
Alula pun menatapnya dengan sebal. Dia memukul lengan pria itu yang sama sekali tidak membuat Raka kesakitan.
"Tidur, sayang."
Kali ini wajah kesal Alula langsung berubah menjadi senyuman. Mata gadis itu sampai menyipit karena senyum lebarnya.
"Jangan seperti itu lagi. Saya tidak mau mengulangi kesalahan yang sama, Alula." Raka berucap sambil mengusap pipi gadis itu.
Alula tak menjawab. Dia malah memeluk lagi tubuh pria itu dengan erat. Karena Alula malah kembali memeluknya akhirnya Raka memutuskan untuk menggendong gadis itu dan membawanya ke kamar.
Alula terkejut awalnya, tapi kemudian dia tersenyum sambil menatap Raka lalu ia mencium pipi pria itu cukup lama.
"Astaga kamu ini."
