Bab 4

81 5 0
                                    

Masihhhh lanjuuuuutt..
Jangann lupa vote sama komen yaa 😗😗😗
Happy Reading 💜💜
.

.

.

.

Anya tiba di rumahnya, sekarang sudah pukul sepuluh malam. Bahkan sampai sekarang tidak ada pesan dari orang tuanya.

Anya membuka pintu rumah, dan ada bibi yang menyambutnya.

"Neng Anya pulang malem lagi? Bibi udah angetin buat makan malamnya.." Ucap Bibi yang melihat Anya.

"Iya, makasih bi.. Anya ganti baju dulu.." Jawab Anya lalu pergi ke kamar setelah mendapat anggukan dari bibi.

Ternyata benar orang tuanya masih belum pulang, padahal disini Anya tiba di rumah sangat larut berharap akan bertemu dengan Ayah ibunya.

Tapi apa?

Hal ini menjadi sia-sia saja.

Setelah berganti Anya langsung makan, hanya sedikit karena tidak nafsu makan.

Setelah itu Anya kembali ke kamar dan tidur, tak lupa Anya gosok gigi sebelum tidur.

Pagi pun tiba.

Lagi-lagi Anya bangun kesiangan.. Percuma menyetel alarm tapi tetap kesiangan.

Dengan kecepatan kilat Anya mandi lalu bersiap, dan mengganti buku pelajaran hari ini.

Setelah selesai Anya turun dari kamar yang berada di lantai dua.

"Bi, Anya berangkat ya.. Gak sarapan.. Gak sempet.." Sambil berlari kecil Anya merapihkan rambutnya di cepol asal lalu menyambar kunci mobilnya.

Hari ini Anya memilih membawa mobil sendiri, dan berharap bisa tiba di sekolah tepat waktu.

Jika Anya terlambat, dirinya akan berurusan lagi dengan Abian.

Memikirkan namanya saja membuat pagi ini gak mood.

Anya mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang lebih sedikit 😁, jalur menuju sekolah tidak terlalu padat.

Akhirnya Anya melihat gerbang sekolahnya, lalu Anya melihat jam yang melingkar di tangannya. Masih ada 10 menit lagi sampai bel berbunyi, Anya mancapkan pedal nya membunyikan klakson mobil agar mereka membiarkannya masuk.

Saat mobil berhenti di tempat parkir siswa Anya menghela nafas lega, tapi bunyi perutnya mengganggu.

Anya merasa lapar karena semalam makan dengan sedikit, Anya keluar dari mobil dengan menenteng tasnya.

Banyak murid lain yang memperhatikan dirinya, karena tumben seorang Anya Oktaviani bisa tiba di sekolah sebelum bel berbunyi.

Anya hanya membalas tatapan mereka dengan tatapan tajam, dan pergi menuju kantin.

Dia melihat Abian yang menenteng buku kesiswaan berjalan menuju gerbang sekolah, mereka saling bertemu tatap. Anya menjulurkan lidah nya meledek Abian, dan seperti isyarat memberitahu bahwa dirinya tidak terlambat hari ini.

Saat Anya berbalik mengabaikan Abian, cowok itu tersenyum tipis lalu kembali ke wajah datar.

Selalu ada hal baru dari Anya.

Di kantin.

Anya membeli satu roti dan satu botol air mineral, lalu memilih duduk di salah satu bangku kantin.

"Anyaa..." Teriak Kala yang menggema di kantin, membuat mereka jadi pusat pemerintahan sementara. "Tumben udah dateng?" Lanjut Kala sambil duduk di bangku yang berhadapan dengan Anya.

Kala pun membeli beberapa gorengan, untuk dinikmati pagi ini.

"Ya bagus dong gue gak telat, biar gak berurusan sama si Abian itu." Jawab Anya sedikit kesal saat nama cowok itu di sebut.

"Iya sih.. Bener juga.. Tapi lo gak lupa bawa baju olahraga kan?" Tanya Kala lagi.

"Engga, udah di siapin sama bibi tadi.. Gue simpen di mobil." Jawab Anya.
Sarapan yang Anya makan sudah habis begitu juga Kala.

"Kelas yuk.." Ajak Kala yang di angguki Anya.

Dua siswi yang suka menjadi pusat perhatian disekolah, Kala gadis manis, cantik dan lembah lembut. Mereka tau jika Kala anak dari salah satu pendiri sekolah ini, sedangkan Anya. Gadis cantik putih namun sedikit urakan, kebiasaannya selalu kesiangan.

Ya itulah mereka namun bisa bersahabat, banyak yang ingin berteman dengan mereka. Mereka tetap menjawab sapaan jika murid lain menyapa, hanya sulit untuk lebih dekat.

Anya dan Kala masuk kelas dan tak lama kemudian bel berbunyi, dan guru mata pelajaran pertama pun datang.

Anya Oktaviani (SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang