Bab 7

70 5 0
                                    

Masih lanjuuutt.... 😁😁😁😁
Lagi semangat update nihh💜💜
.
.
Mau bayangin Abian kaya siapa nichh..
😎😎
.
.
Vote sama komen yuk..
Happy Reading 🥰

.
.
.
.
.


Sudah satu minggu berlalu, Anya masih sering kali terlambat walau tidak setiap hari.

Sedikit ada kemajuan.

Dan perkataan Abian saat itu masih dia ajukan untuk Anya, namun Anya masih tidak memberikan jawaban.

Karena memang untuk apa? Apa urusannya untuk Abian?

Sudahlah biarkan saja.

Kebetulan mata pelajaran terakhir tidak ada guru hari ini, Anya memilih untuk ke kantin bersama Kala. Jam kosong seperti ini memang menguntungkan, bisa membuat otak kembali dingin.

Anya memesan bakso sedangkan Kala hanya camilan biasa, bahkan pola makan Anya pun sudah tidak teratur begini. Untuk mencari perhatian dari orang tua nya, namun yang memperhatikan nya malah si Abian.

Abian mengirim pesan pada Anya.

Ohh iya, kemarin Abian meminta nomor ponsel Anya dengan sedikit memaksa.

Abian pagi ini juga berusaha menelponnya agar tidak bangun kesiangan, namun sayang itu tidak berpengaruh pada Anya.

Dan mengakibatkan hari ini terlambat juga, saking sudah bingung nya memberi hukuman untuk Anya. Kali ini gadis itu bebas dari hukuman, sungguh luar biasa.

Abian yang berada di kelas lantai dua melihat Anya yang berada di kantin dari jendela, gadis itu makan bakso seperti kepedasan.

Abian terkekeh pelan, sambil menutup mulutnya agar tidak terlihat. Anya terlihat seperti hamster dengan mulut yang penuh makanan.

Abian masih ada kelas saat ini, jadi dirinya tidak bisa menyusul Anya ke kantin.

Abian penasaran dengan keseharian yang Anya lakukan diluar sekolah, dan Abian juga penasaran kenapa Anya sulit datang tepat waktu ke sekolah.

Kembali ke kantin.

Anya selesai menghabiskan satu mangkuk bakso yang di temani Kala, mereka berbincang mengenai tugas yang di berikan Bu Nabila.

Anya malas jika harus mengerjakan ppt, dan mencari sumber informasi. Sayangnya ini juga tugas individu bukan kelompok, andai saja tugas kelompok Anya hanya perlu memberi pasilitas saja tanpa harus membantu mengerjakan, dan Anya yakin mereka akan setuju.

Tapi kembali lagi karena ini tugas perorangan, di rumah tidak ada yang bisa dia bantu.

Ahhh..
Anya baru ingat, dirinya bisa minta tolong sama anak-anak tongkrongan nya.

Anya mengirim pesan pada Vino.

To Vino.
Anya..
☑️ Vin, lo masuk sekolah gak hari ini??

Vino..
☑️Ya, gue udah mulai masuk sekolah.
Kenapa nya?

Anya..
☑️Gue ada tugas nih dari sekolah, lo bantuin gue ya..

Vino..
☑️Oke, gak masalah.
Janjian di cafe aja.

Anya..
☑️Siaappp, nanti gue kabari.

Vino..
☑️Okee.

End chat..

Anya memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku, lalu bibirnya senyum-senyum merasa lega karena sudah menemukan jalan keluar untuk tugasnya nanti.

Kala yang juga sudah tau kebiasaan sahabatnya ini hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kelas yu An.." Ajak Kala.

Mereka berdua pun kembali ke jelas, setelah cukup lama berdiam di kantin.

Lagi-lagi Anya harus berpapasan dengan Abian.

Dan Abian menahan tangan Anya.
"Bisa bicara sebentar?" Tanya Abian.

Anya menatap Kala.

"Gue duluan deh ke kelas nya.. Bye Anyaa..." Kala langsung lari setelah melihat kode dari Anya untuk membantunya lepas dari Abian.
Namun apa, Kala malah meninggalkan Anya bersama Abian.

Terpaksa Anya mengangguk lalu menepis tangan Abian dari tangannya.

"Di taman aja ya.." Ajak Abian lagi, Anya diam namun tetap mengikuti.

Dan seperti biasa, mereka lagi-lagi harus menjadi pusat perhatian. Banyak yang menyapa Abian dengan ramah, namun untuk Anya hanya para cowok yang terlihat menggoda nya (isengin).

Cihh..
Anya berdecik.
Dan Abian menoleh pada Anya.

"Apaan?" Sewot Anya.

Abian hanya tersenyum tipis, Anya sadar bahwa Abian tampan. Bahkan saat tersenyum tipis pun karisma Abian terlihat, tapi entah kenapa Anya bawaannya selalu kesal jika ada Abian.

Terkadang dirinya selalu teringat dengan perkataan Kala yang bilang "Jangan terlalu membenci.. Bisa-bisa malah jatuh cinta..".

Anya bergidik.

Dan mereka tiba di taman, Abian mengajak Anya untuk duduk di salah satu bangku taman. Banyak murid yang berada disana karena memang tempat ini nyaman.

" Lo mau ngomongin apa sama gue?"  Tanya Anya tanpa basa basi.

" Gue mau nanya alamat rumah lo.." Jawab Abian yang membuat Anya terkejut.

"Apa?? Gue gak salah denger kan?" Tanya Anya lagi.

Abian menggelengkan kepalanya, "Gak, karena gue serius mau bantu ngerubah kebiasaan terlambat lo.."

Hahh..
Anya menghela nafas, dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran bangku.

Pembahasan ini lagi.

"Kenapa kekeh banget sih lo? Orang tua gue aja gak mempermasalahkan.." Ucap Anya, tidak ada nada kekesalan.
Anya lelah terus menerus merasa kesal, cukup menguras tenaga juga.

"Ya, meskipun orang tua lo gak mem-per-masalahkan.. Setidaknya ada gue kan?" Jawab Abian.
Anya menatap mata Abian dengan intens.

"Terserah lo deh.. Gue mau balik.." Ucap Anya lalu berdiri, namun saat hendak melangkah Abian memegang tangan Anya. "Apa lagi?" Tanya Anya.

"Jadi lo setuju?"

"Ter-se-rah.." Anya menepis lalu benar-benar melangkah menjauh dari Abian.

Abian hanya menatap Anya yang sudah menjauh, Abian menghela nafas menutup matanya.
"Gimana mau jemput nya, lo gak kasih gue alamat rumah lo.. Dan lo hanya bilang terserah.." Ucap Abian pelan.

Anya Oktaviani (SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang