Up lagi..
Jangan lupa votenya 🌸🌸🌸☘️☘️☘️
Hujan deras.
Jaringan mulai terganggu, Daniel mengacak rambutnya. Laptop yang di pangkunya loading, padahal saat ini sangat darurat.
"Sialan." Umpat Daniel pelan, namun terdengar oleh Kala yang duduk di sampingnya.
Melihat Abian yang juga sesekali menelpon seseorang, terlihat gusar. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, udara dingin dan suara gemuruh menemani mereka.
Kala melipat kedua tangannya di depan dada, saling mengusap memberikan kehangatan. Daniel yang melirik melepaskan jaketnya lalu memberikan kepada Kala.
"Pake." Titah Daniel singkat.
"Eh?" Kala bengong namun tangannya menerima jaket dari Daniel.
"Pake." Suruh Daniel lagi.
"M-makasih.." Kala pun memakai jaket yang di berikan Daniel.
Daniel kembali dengan laptopnya yang sekarang sudah lancar lagi, Kala juga melihat di belakang mobil mereka sudah ada beberapa mobil yang mengikuti.
Bisa Kala tebak, mungkin itu mobil orang tua Anya dan juga Abian. Lalu mungkin juga orang-orang Daniel, karena cowok itu tadi meminta tambahan orang pada seseorang yang dia panggil Ayah.
"Sialan, kenapa lagi ini?" Tanya Abian, saat mobil tiba-tiba berhenti.
"Maaf tuan, saya tidak tau ada apa.. Tiba-tiba mobil di depan berhenti." Ucap supir yang juga orang-orang Daniel.
"Coba salah seorang keluar dan cari tau ada apa." Ucap Daniel, lalu salah satu dari mereka keluar berlari untuk mencari tau apa yang terjadi.
Ponsel Abian berdering, tertulis disana nama Alea.
"Halo tante?"
"Abian, kenapa berhenti? Ada apa?"
"Lagi saya cek tante, tante tenang ya.."
"Baiklah Abian, tolong temukan Anya.. Tante dan papa Anya disini tetap mengikuti mobil kalian."
"Baik tante, nanti saya kabarin tante lagi."
Abian mengakhiri panggilannya, lalu orang suruhan tadi pun kembali.
"Ada kecelakan mobil tuan di depan, lumayan parah dan menimbulkan kemacetan." Ucapnya.
Abian mengusap wajahnya kasar.
"Lo tau jalan pintas dari sini?" Tanya Abian pada Daniel.
Daniel meletakan leptopnya pada Kala, lalu membuka ponselnya. Dia mengotak-atik disana.
"Nemu, gue nemu jalan pintas.. Cuma bisa di lewatin motor." Jawab Daniel menatap Abian.
"Orang-orang lo ada yang bawa motor gak?" Abian benar-benar panik, dan memikirkan keadaan Anya saat ini.
"Iya ada beberapa orang." Jawab Daniel, lalu memasukan kembali ponselnya dan mengambil laptopnya lagi. "Udah gue beresin yang ini, lo tenang aja dia gak bakalan bisa ngambil hak lo.. Sekarang gue bakal suruh mereka ke sini."
Daniel menghubungi mereka dan menyuruh mereka mendekat pada mobilnya.
Tak lama suara ketukan dari kaca mobil mengalihkan mereka, Daniel menurunkan kaca mobilnya.
"Tuan ada tiga motor." Ucap pria itu.
Daniel ngangguk, "Oke, sekarang kita pake motor buat ke tempat Anya."
"Gue ikut.." Kala memegang lengan Daniel, namun dia lepas kembali karena Daniel memandang lengan yang dia pegang.
"Oke, lo sama gue.." Daniel mengambil jaket cadangan yang ada di kursi belakang.
Mereka bertiga keluar dari dalam mobil, hal itu terlihat oleh Alea yang ada di belakang mobil mereka.
"Abian..!" Teriak Alea yang keluar dari dalam mobil. "Kalian mau kemana?" Alea menghampiri Abian.
"Gini tante, di depan ada kecelakaan yang membuat lalu lintas menjadi macet.. Dan saya duga ini ulah 'dia' orang yang membawa Anya.. Untuk mengulur waktu kita.. Kami bertiga bakal lewat jalan pintas yang hanya bisa di lalui oleh motor.. Tante tetap ikutin mobil ini saja ya.. Saya juga sudah menempatkan orang-orangnya Daniel untuk mengikuti saya.." Jelas Abian panjang lebar.
"B-baiklah.. Tolong, jika kalian lebih awal menemukan Anya.. Tolong lindungi dia.." Alea memegang kedua tangan Abian, memohon penuh harap.
Abian menganggukan kepalanya, lalu menaiki motornya dan melihat Daniel juga sudah siap di atas motor dengan Kala di jok belakang.
Daniel mengangguk mengisyaratkan jika sudah siap, dan Abian pun sama. Motor mereka melaju sangat cepat, karena takut Kala memeluk pinggang Daniel.
"M-maaf." Ucap Kala yang hanya di angguki Daniel.
Mereka terus melewati beberapa mobil yang berhenti akibat kecelakaan, lalu motor Daniel berbelok masuk kedalam gang, ke jalan pintas.
Abian pun mengikuti dari belakang, juga saat Abian melihat kaca spion Ke belakang ada beberapa motor juga yang mengikuti.
Abian terus berharap Anya baik-baik saja disana.
Abian takut dia melakukan kekerasan pada Anya-nya.
Jalan yang mereka lewati saat ini pemukiman warga yang hanya bisa di lewati dua motor saja untuk saling berpapasan.
Tak lama akhirnya mereka menemukan jalan raya, Abian yang masih mengikuti Daniel yang terus melaju. Dan entah ada di daerah mana mereka saat ini.
Jalanan yang awalnya ramai sekarang mulai sepi, dan berganti menjadi banyaknya pepohonan di sisi kanan dan kiri. Meskipun hujan, mereka tidak menghiraukan itu. Untuk sekarang menemukan Anya yang terpenting.
Udara dingin menusuk.
Sampai motor Daniel mulai memelan dan mensejajarkan dengan Abian.
"Kita sudah hampir sampai." Ucap Daniel membuka kaca helm fullface nya.
Ada perasaan lega didalam hati Abian.
"Kita harus berhenti disini." Ucap Daniel lagi, "Jangan menimbulkan suara berisik." Lanjutnya.
Daniel memberhentikan motornya di dekat pohon besar, Kala turun dan di ikuti Daniel. Sama halnya juga dengan Abian, memposisikan motor yang tadi dia pakai di samping motor Daniel.
Pohon ini bisa menjadi titik sembunyi, karena memang benar-benar besar.
"Lo liat bangunan tua itu?" Tunjuk Daniel dan Abian mengangguk. "Anya ada disana." Mata Abian membelalak dan menatap bangunan tua yang tak jauh dari sana.
Sebentar lagi.. Tolong bertahan sebentar lagi saja..
Batin Abian.☘️☘️☘️
KAMU SEDANG MEMBACA
Anya Oktaviani (SLOW UP)
Teen FictionJangan lupa follow akun author yaa 🥰🥰 Cerita baru lagi nih.. Jangan lupa tambah ke cerita favorit kalian 😊 Typo bertebaran 🙏🙏 Semoga gak moodyan ya nulis nya 😁😁😁🙏🙏.. Mohon maaf bila ada kesamaan dalam Nama, tempat dllnya.. Ini real ceri...