Bab 58

25 2 0
                                    

Tidak terasa langit sudah menjadi malam, para remaja juga sekarang sedang menikmati jagung bakar di halaman belakang vila.

Setelah sore tadi bermain air, memang seru untuk saat ini makan jagung bakar. Tidak hanya itu, masih ada sosis bakar, bakso bakar.

Cocok dengan suasana sekarang ini.

Dean di bantu para pembantu pria untuk membakar makanannya, sedangkan yang lain menikmati makanan yang sudah matang.

Tidak apa, Dean senang melakukannya. Karena bisa melihat Alea dan Anya tertawa bahagia.

Masih ada sisa tiga hari lagi liburan mereka, waktu yang harus dihargai sebaik mungkin.

"Makan tuh gak harus belepotan kan.." Ucan Abian sambil menghapus noda saus disudut bibir Anya dengan tisu.

"Hehe.. Gak papa biar kamu ada kerjaan kaya gini." Balas Anya yang membuat di sekitar terkekeh mendengarnya.

"Jadi ini sengaja?" Tanya Abian.

Anya mengangguk, "Biar romantis." Jawab Anya yang lagi membuat mereka tertawa kecuali Daniel.

"Ya ampun.. Anak Mama pinter gombal sekarang ya.." Alea datang sambil mencubit gemas pipi Anya.

"Hehe.. Cuma buat Abian kok, Ma." Jawab Anya lagi yang bikin Abian geleng-geleng kepala.

Abian mengusap lembut kepala Anya sambil tersenyum, biarlah. Apapun asalkan Anya-nya merasa bahagia.

Sedang asiknya memperhatikan pasangan romantis ini, Kala menatap Daniel yang hanya diam tak jauh dari mereka sambil makan jagung bakar.

Kala menghampiri dengan perlahan, sambil membawakan minum untuk Daniel.

"Emm, ini buat lo." Ucap Kala saat tiba di depan Daniel.

Daniel mendongak, "Oh, thanks.." Jawab Daniel sambil menerima gelas yang du berikan Kala.

Kala jadi teringat pembicaraan tadi sore, ah. Mungkin bukan pembicaraan, tapi perkataan Daniel.

Tentang laut yang diartikan oleh Daniel.

"Boleh duduk disini?" Tanya Kala sambil menunjuk kursi kosong samping cowok kulkas itu.

Daniel menoleh lagi dan mengangguk.

Sekarang Kala duduk di samping Daniel.

Tatapan mereka tertuju pada laut malam, yang meski gelap namun tetap terlihat berkilau oleh cahaya bulan.

"Gue jatuh cinta sama laut di pandangan pertama siang tadi.. Laut bagi gue itu indah dan berkilau tapi sulit buat digenggam.. Saat melihat laut, gue ke inget sama seseorang yang udah menetap di hati gue selama satu tahun.. Namun gue gak bisa menggenggamnya.." Ucapan Kala terhenti, dan Daniel menoleh menatap Kala.

"Entah gue jatuh cinta atau benci saat melihat laut.. Dia berkilau seperti seseorang, namun semua itu hanya bisa gue pandang seperti sekarang ini.." Lanjut Kala.

Daniel hanya diam dan kembali menatap ke arah laut.

"Dan itu 'laut' menurut gue.. Tapi gue gak menyesal.. Jatuh cinta dan benci sekaligus di pandangan pertama." Kala menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi.

Mata Kala menatap Daniel dari sisi ini, terlihat sangat rumit.

"Gue gak menyesal.. Dan gue gak benci sama laut.. Tapi gue kecewa sama diri gue sendiri.." Tiba-tiba Daniel menyahut.

Kala kembali duduk tegak.

Ada rasa senang yang sulit di artikan karena Daniel berbicara lagi dengannya.

Anya Oktaviani (SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang