Setelah berkunjung ke rumah Bu Muni, para remaja ini mampir ke tepi pantai yang kemarin mereka datangi.
Tak lupa juga para remaja ini membeli beberapa hasil karya orang-orang tadi, sebagai oleh-oleh untuk di pajang di kamar mereka nanti.
Anya duduk bersama Abian di atas pasir, Anya menyenderkan kepalanya dibahu Abian.
Hal yang paling nyaman.
Abian pun tidak merasa keberatan, malah merasa senang karena Anya selalu bersandar padanya.
Sedangkan Kala sedang melukis pola abstrak di atas pasir pantai, lalu Daniel duduk sendiri memandang laut.
Liburan yang penuh kenangan dan pembelajaran baru, tidak ada yang menduga dengan apa yang terjadi sebelum dan sesudah saat ini.
Abian menggenggam jari jemari Anya, lalu mengecupnya sebentar.
Anya menatap mata Abian.
Abian yang selalu tersenyum padanya, membuat Anya bersemu.
Abian mengusap lembut pipi Anya dengan satu tangannya lagi.
Cintanya tidak gagal namun keluarganya mendapat ujian.
Anya yang menyadari ada sesuatu di mata Abian, langsung memegang tangan Abian yang masih mengusap pipinya.
"Gak papa.. Kamu juga percaya kan semuanya akan kembali baik-baik saja?" Ucap Anya.
Abian mengangguk tanpa ingin memutus pandangannya pada Anya.
"Terimakasih.. Terimakasih sudah berjalan disamping aku.." Lanjut Anya.
Abian mengangguk, "Terimakasih juga sudah menerima perasaan aku." Sahut Abian.
Mereka berdua saling tatap dan balas senyum, membuat siapa saja akan iri melihatnya.
Tiba-tiba ponsel Daniel terdengar berdering cukup keras, karena terdengar oleh Kala yang masih asik bermain pola pasir.
Abian berbalik menatap Daniel yang juga menatapnya.
"Gue harus balik." Ucap Daniel yang sekarang sudah berdiri, menepuk sebentar celananya.
Abian dan Anya ikut berdiri, lalu berjalan menghampiri Daniel.
"Sekarang?" Tanya Abian yang di angguki Daniel.
"Sorry.. Dan gue titip barang-barang gue.." Lanjut Daniel yang langsung berlari menjauh dari mereka.
Bisa dilihat ada mobil berwarna hitam yang menghampiri Daniel, dan Daniel masuk ke dalam mobil lalu pergi entah kemana.
Kala berdiri dengan terlihat bodoh, bengong tanpa alasan. Atau Kala merasa kecewa, karena Daniel tidak bicara padanya saat akan pergi.
Kala berbalik menghadap Laut.
Ternyata benar.
Laut membuatnya cinta sekaligus benci saat bersamaan.
Kala menghela nafas panjang, lalu berjalan menghampiri Anya dan Abian. Menghiraukan perasaan yang asing yang dia rasakan, atau rasa kecewanya yang tak beralasan.
"Kenapa?" Tanya Kala berpura-pura tidak tahu.
"Daniel pergi." Jawab Abian, "Gue rasa itu dari bokapnya."
Kala dan Anya mengangguk.
"Ya udah, balik ke vila aja.." Usul Kala.
"Ayok.. Lagian udah mau sore, mungkin Mama sama Papa juga udah balik." Jawab Anya.
Mereka semua kembali pulang ke vila, dan benar orang tuanya sudah pulang. Bahkan sudah berganti baju dengan pakaian santai.
"Loh, satu temen kamu mana?" Tanya Dean pada Anya yang datang memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anya Oktaviani (SLOW UP)
Novela JuvenilJangan lupa follow akun author yaa 🥰🥰 Cerita baru lagi nih.. Jangan lupa tambah ke cerita favorit kalian 😊 Typo bertebaran 🙏🙏 Semoga gak moodyan ya nulis nya 😁😁😁🙏🙏.. Mohon maaf bila ada kesamaan dalam Nama, tempat dllnya.. Ini real ceri...