Bab27

35 4 0
                                    

Anya mengambil ponselnya yang berada di kamar, dirinya lupa akan benda itu. Karena saking bahagianya menghabiskan waktu bersama Alea dan Dean.

Anya melakan ponselnya, bisa Anya lihat banyak notif pesan masuk dari Abian. Anya yakin cowok itu pasti mengkhawatirkan dirinya, karena sampai langit sudah senja Anya tidak membalas pesan.

Anya membuka room chat dari Abian.

Abian 🤍

Anya..
Kamu sedang apa?
Hari ini, aku akan pergi ke rumah orangtuaku..
(08.10)

Anya, kamu sedang apa?
Aku baru tiba di rumah orang tuaku..
(09.25)

Anya, sayang?
Kenapa gak ada jawaban?
Kamu pergi keluar?
Hati-hati ya kalau pergi,
Aku khawatir..
(11.15)

Anyaaaa....
Lo kemana sih?
Gak baca chat aku,
Lo marah sama gue?
Anyaaaaa.....
(13.21)

Anyaaaaaa.....
(14.29)

[Anya terkekeh saat membaca setiap pesan dari cowok itu, Anya langsung membalas pesan Abian.]

Abiaann..
Sorry, gue baru pegang HP.
Soalnya ada Ayah sama Mama di rumah jadi gue lupa sama HP.. Hehe
Jangan marah yaa..
(16.12)

[Yang benar saja, Anya baru membalasnya di jam segini tadi Abian langsung membalas Anya.]

Astaga.
Anyaa...
Lo bikin gue khawatir, lo dari mana aja? Lo gak kangen gue kitu? Sampe lupa kaya gini.
(16.12)

Gak gitu Abian,
Kan gue udah jelasin ada Ayah sama Mama..
(16.13)

Maaf Anya,
Gue cuma khawatir..
Lo udah makan?
(16.13)

It's oke..
Gue ngerti kok,
Gue juga udah makan kok..
Lo sendiri gimana?
Lo masih di rumah ortu?
(16.14)

Gua udah makan juga.
Ya, gue masih disini.
Kemungkinan besok gue gak bisa bareng sama lo..
Soalnya gue nginep disini, jarak dari sini lumayan jauh..
Maaf ya Anya..😟
(16.14)

Ya, gak papa.
Gue berangkat sendiri aja,
Kita bisa ketemu disekolah kan.
(16.15)

Anya,
Sebentar ya gue di panggil sama ibu..
Nanti gue chat lo lagi.
(16.15)

Oke.
(16.16)

And chat

Anya merebahkan tubuhnya di atas kasur, juga menyimpan ponsel di sampingnya.

Ada sedikit rasa kecewa karena tida bisa berangkat sekolah bersama, tapi Anya juga merasa bersalah karena merepotkan pria itu.

"Anya.. Sayang.." Teriak Alea dari bawah membuat Anya langsung bangun dan keluar kamar.

"Apa Ma?" Jawab Anya yang masih di atas melihat ke bawah terhalang oleh tembok.

"Mama mau keluar sama Ayah, mau ikut gak?" Tanya Alea yang memang sudah berpakaian rapih.

"Ikuuttt.. Tunggu Anya siap-siap lima menit." Jawab Anya senang, lalu kembali ke kamar mengganti bajunya dan memoles tipis wajahnya.

Anya menuruni tangga dan berlari keluar rumah, karena Alea dan Dean sudah berada didalam mobil.

"Bi, kami keluar dulu.." Teriak Anya sambil menutup pintu.

"Iya neng," Ucap bibi dari dapur, namun bibi tidak melihat mereka dan hanya mendengar suara mobil keluar dari pelataran rumah.

Senin pagi.

"Anya berangkat dulu ya, Ma Yah.." Anya menyalimi tangan Alea juga Dean.

Setelah sarapan bersama, Anya langsung pamitan. Karena ini hari senin, Anya berharap tidak terlambat.

"Iya, Hati-hati bawa mobilnya.." Jawab Dean mengusap kepala Anya.

Hari ini Alea dan Dean masih memakai baju santai, karena mereka memilih mengambil cuti untuk tiga hari.

"Iya Yah, Anya pergi.. Daahh.." Anya langsung berlari keluar dan memasuki mobilnya yang sudah di panasi oleh asisten Dean.

"Makasih om, Anya berangkat dulu, dadahh.." Ucap Anya menurunkan kaca mobilnya dan melambai pada asisten Dean.

Anya mengendarai mobilnya membelah jalan raya yang cukup padat di jam seperti ini, masih dengan harapan agar dirinya tidak terlambat.

Malu saja jika dirinya harus terlambat.

Dan berhadapan dengan Abian, meski sekarang sudah menjadi 'pacar' pun.

Dari stopan lampu merah Anya tinggal belok kanan, dan gerbang sekolah yang menjulang tinggi terlihat.

Anya melirik jam yang melingkar di tangannya.

Masih belum terlambat.
Batin Anya.

Mobil pun melewati gerbang itu, Anya menghela nafas lega. Dan tidak terlambat.

Anya keluar dari dalam mobil, tak lupa mengambil tas nya.

Kuping dan mata Anya menjadi sensitif, meskipun sekarang dirinya berangkat sendiri. Mereka masih saja tak ada kata lelah membicarakannya.

"Anya.." Panggil Kala yang baru saja tiba. "Lo gak bareng Abian?" Lanjut Kala setelah dirinya berdiri di sebelah Anya.

"Engga." Jawab Anya singkat.
Bahkan Kala pun menanyakannya.

"Ya udahlah, masuk kelas yuk." Ajak Kala sambil merangkul Anya.

Mereka berjalan melewati lorong setiap kelas, sampai akhirnya tiba di kelasnya.

Sonia?

Anya memejamkan matanya sebentar, ini baru hari senin. Kenapa orang-orang seolah tidak memberikan nya ketenangan.

"Misi, mau lewat nih.." Ucap Kala pasa Sonia yang menghalangi, berdiri di depan pintu kelas.

"Sopan dikit dong sama kakak kelas.." Ketus Sonia, sambil mengibaskan rambutnya. "Istirahat nanti temui gue belakang perpu." Ucap Sonia menatap Anya lalu pergi dari sana.

"Ada urusan apa lo sama dia?" Tanya Kala, mereka masuk ke dalam kelas lalu duduk di bangku mereka.

"Gak tau, orang anehh." Jawab Anya.

Tiba-tiba bunyi bel masuk.

Semua murid keluar kelas menuju lapangan untuk mengikuti upacara bendera.

Bisa Anya lihat dari barisannya, ada Abian di depan sana.

Cowok yang berdiri di depan dengan tubuh tinggi dan tegap. Jantung Anya tiba-tiba berdegup kencang, hanya melihat Abian disana.

Sampai upacara selesai, Anya tidak memperhatikan jelas apa yang di bicarakan kepala sekolah di sana. Mata Anya hanya tertuju pada Abian.

Apa jatuh cinta itu memang seperti ini??

☘️☘️

Anya Oktaviani (SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang